Aneh, SBY dan JK Klaim Proyek 10 Ribu MW
Senin, 29 Juni 2009 – 17:28 WIB
JAKARTA -- Anggota Komisi VII DPR Alvin Lie, mengatakan, proyek Pembangunan pembangkit listrik sebanyak 10 ribu megawatt harus didukung dan hal-hal yang melenceng harus diminimalkan dengan pengawasan yang ketat. Menurut politisi PAN yang juga menjadi tim sukses pasangan JK-Wiranto ini, proyek ini merupakan terobosan untuk menyelesaikan defisit kebutuhan listrik yang berbasis batubara. Lebih jauh dari itu, merupakan lompatan kebijakan, yang diarahkan untuk memperlancar investasi karena listrik merupakan infrastruktur fital. Alvin menambahkan, peluang perusahaan swasta nasional untuk terlibat dalam bisnis energi listrik sangat terbuka karena ke depan kebutuhan akan listrik terus meningkat secara signifikan. Untuk memenuhi permintaan tersebut, pada akhirnya pemerintah dipastikan akan membuka peluang perusahaan swasta nasional untuk berperan. Dijelaskan Alvin Lie, sebenarnya saat ini pun banyak pihak swasta telah digandeng pemerintah untuk pembangunan pembangkit-pembangkit listrik. "Semua produksi mereka disalurkan oleh PT Persero PLN kepada konsumen sesuai dengan aturan main yang dibuat oleh pemerintah."
Lantas dia bercerita tentang komunikasi JK dengan Boediono, dalam kapasitasnya sebagai Menko Perekonomian saat itu. Dalam suatu kesempatan, Boediono lapor ke JK bahwa pemerintah tidak bersedia memberikan jaminan terhadap proyek ini dan keputusan ini sudah disetujui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. JK, kata Alvin Lie, lantas menjawab, listrik merupakan kebutuhan rakyat banyak dan saat ini sudah mendesak untuk segera dipenuhi. "Pak JK bertanya, kenapa dihalang-halangi, toh ujung-ujungnya pembangkit itu nanti milik negara, yang dikelola PLN.," kata Alvin Hal dalam acara diskusi bertema “Solusi Kelangkaan Listrik dari Perspektif Para Capres” di press room DPR, Senayan, Jakarta, Senin (29/6).
Baca Juga:
Mengenai investor China yang diajak kerjasama, Alvin menjelaskan itu merupakan bagian dari strategi pemerintah RI, terutama Wapres JK. Posisi tawar pemerintah RI, katanya, lebih kuat dengan pemerintah China, dibanding misalnya dengan negara-negara Eropa. "Jadi, posisi tawar kita itu lebih enak dengan China, karena China punya ketergantungan dengan kita, misalnya batubara. Kita punya posisi menekan China, jadi harus dimanfaatkan," ujarnya. Alasan lain, dengan investor China ada kesepakatan tranfer teknologi.
Baca Juga:
JAKARTA -- Anggota Komisi VII DPR Alvin Lie, mengatakan, proyek Pembangunan pembangkit listrik sebanyak 10 ribu megawatt harus didukung dan
BERITA TERKAIT
- Ratusan Orang di Klaten Deklarasikan Gerakan Jateng Muda
- Elektabilitas Pramono-Rano Karno Tinggi di Semua Wilayah Jakarta
- Menjelang Pemungutan Suara, Bawaslu Minta Pengawas Pilkada 2024 Bikin LHP Secara Detail
- Ahmed Zaki Iskandar Minta Kader Golkar Bekerja Keras Memenangkan Ridwan Kamil-Suswono
- Ridwan Kamil Janji Mau Bikin Jakarta Maju Tetap Berkeadilan
- Membangun Jakarta Bareng Anak Muda, RK Ecosystem Kenalkan Program Kolaborasi ala RIDO