Angela Ajak Semua Pihak Bangun Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Hasilnya, bisa meningkatkan efisiensi dari hotel tersebut. Brand tersebut juga meningkatkan kepercayaan wisatawan asing untuk datang dan tinggal di hotel tersebut.
Hasil akhirnya, okupansi hotel yang tadinya sekitar 40 persen naik menjadi 70-80 persen.
Dengan digital, perubahan harga juga bisa menyesuaikan low season dan high season dengan cepat.
Contoh untuk ekonomi kreatif, ada aplikasi fotografer yang bisa digunakan bagi yang membutuhkan jasa profesional.
Menurutnya, di Bali banyak acara pernikahan yang membutuhkan jasa fotografer, desain baju, videografer dan fotografer.
"Karena konektivitas yang makin tinggi, yang tadinya berjualan individu bisa jadi merge together. Punya satu payung branding dan standar yang dipercaya oleh wisatawan. Contohnya ada salah satu aplikasi besar di Indonesia itu bergerak di bidang photography service," kata Angela.
Di Bali pun hal tersebut sudah terjadi. Dengan demikian, wisatawan asing maupun domestik yang membutuhkan jasa fotografer bisa menggunakan fotografer profesional lokal dari Bali melalui aplikasi tersebut.
"Ini betul-betul luar biasa, yang tadinya individu, cari pelanggan susah, ini jadi kolektif karena teknologi," tuturnya.
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo menjelaskan, era digital menjadi peluang yang sangat besar untuk mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif dengan pesat.
- Xerana Resort Siap Dibangun di Pantai Pengantap, Investasi Capai Rp3 Triliun
- PIK Perlu Dukungan Integrasi Transportasi-Promosi untuk Menawarkan Pariwisata Urban
- BNI Indonesia’s Horse Racing 2025 Bakal Segera Digelar, Buruan Beli Tiketnya!
- Mendalami Budaya, Mahasiswa Prodi Fashion Binus University Trip ke Pekalongan
- Kota Lama Jadi Primadona, Libur Lebaran 2025 Dongkrak Wisata Semarang
- Kehadiran Dermaga PIK Mengangkat Potensi Pertumbuhan Wisata Bahari Jakarta