Angela Merkel Kembali Pimpin Jerman

jpnn.com - BERLIN - Kanselir Jerman Angela Merkel dan partai konservatifnya (CDU), untuk ketiga kalinya memenangkan Pemilu Jerman namun dengan jumlah suara yang kurang dari syarat pembentukan Partai Demokrat Kristen di bawah Merkel meraih 42 persen suara. Tetapi Merkel mungkin harus mencari dukungan dari Partai Sosial Demokrat (SPD), yang mendapat 26 persen suara, untuk membentuk pemerintahan.
"Kemenangan ini adalah sesuatu yang fantastik," ujar Merkel seperti dilansir BBC (23/9).
Para pendukung berebut meneriakkan nama "Angie, Angie" sementara Merkel mengatakan ini merupakan hasil yang super sekali."Kita boleh merayakan malam ini karena kita telah melakukan sesuatu yang fantastik," sambungnya.
Dalam kaitan bagaimana nanti CDU akan berkoalisi, Merkel mengatakan terlalu dini untuk memutuskan. Menurut media, kubu PM Jerman saat ini nampaknya cukup menyadari rumitnya persoalan membentuk mitra koalisi. "Mungkin tak ada kubu yang mau berhubungan dengan kami," kata kanselir 59 tahun ini terus terang.
Meski demikian hasil Pemilu kali ini tetap dipandang sebagai bukti dukungan publik Jerman terhadap Klik kepemimpinannya selama Eropa didera krisis. Seperti saat memerintah antara 2005-2009, Merkel dikabarkan siap kembali menggandeng partai SPD untuk koalisi, namun kali ini partai itu disebut tak terlalu berminat.
Pimpinan SPD Peer Steinbrueck, yang menjabat sebagai menteri keuangan dalam kabinet lalu mengatakan enggan menjabat lagi.(esy/jpnn)
BERLIN - Kanselir Jerman Angela Merkel dan partai konservatifnya (CDU), untuk ketiga kalinya memenangkan Pemilu Jerman namun dengan jumlah suara
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Lagi-Lagi, Mantan PM Malaysia Tersandung Kasus Korupsi
- Trump & Zelenskyy Bertengkar, Prancis: Persatuan Barat Telah Hancur
- Waka MPR Hidayat Nur Wahid Kecam Israel yang Larang Bantuan Kemanusiaan Masuk ke Gaza
- AS Anggap Tindakan Zelenskyy Mengacaukan Upaya Penyelesaian Konflik
- Berdebat Sengit dengan Trump, Zelenskyy Tinggalkan Gedung Putih Lebih Awal
- Hamas Kecam Keras Israel yang Menunda Pembebasan Warga Palestina