Angelita Pires Dituduh sebagai Motivator
Senin, 13 Juli 2009 – 15:26 WIB
DILI - Seorang wanita Australia, Angelita Pires, termasuk di antara 27 orang yang kini tengah dibawa ke meja hijau, dalam kasus percobaan pembunuhan Presiden Timor Leste, Jose Ramos-Horta. Namun, sebagaimana diberitakan situs BBC, Senin (13/7), Pires yang pada saat kejadian berstatus sebagai kekasih pemimpin pemberontak, Alfredo Reinaldo, bersikeras bahwa dirinya tak bersalah.
Seperti diketahui, kejadian tak terduga namun cukup membingungkan itu, terjadi pada 11 Februari 2008 lalu, di kediaman Romos-Horta. Tak bisa dipastikan bagaimana peristiwanya berlangsung, selain fakta bahwa terjadi tembak-menembak saat itu antara pasukan penjaga sang presiden dengan para serdadu pemberontak. Dalam kejadian yang disebut oleh Presiden Xanana Gusmao sebagai percobaan kudeta tersebut, selain Ramos Horta yang terluka, Alfredo Reinaldo sendiri dan seorang pemberontak lainnya justru tewas.
Belakangan, Angelita Pires, wanita berusia 43 tahun yang memiliki dua kewarganegaraan - Australia dan Timor Leste - tersebut, mengungkapkan kepada wartawan bahwa dirinya tidak diberikan kesempatan untuk bersiap menghadapi kasus ini. "Saya telah berjuang untuk mendapatkan akses terhadap kasus ini, guna mengetahui tuduhan apa sebenarnya yang dikenakan atas saya," katanya.
Yang jelas, perkiraan sejauh ini adalah bahwa jaksa akan menuntut Pires dengan tuduhan telah ikut memotivasi sang kekasih untuk membunuh presiden dan perdana menteri negeri itu. Sementara, salah seorang pengacara Pires dari Australia, Jon Tippett QC, mengatakan bahwa kasus terhadap kliennya sebenarnya "masihlah belum jelas dan tak memadai".
DILI - Seorang wanita Australia, Angelita Pires, termasuk di antara 27 orang yang kini tengah dibawa ke meja hijau, dalam kasus percobaan pembunuhan
BERITA TERKAIT
- Diplomasi Pertahanan dengan China Belum Mengurangi Ketegangan di Natuna
- Resmi! Ini Jabatan Baru Retno Marsudi setelah Meninggalkan Kementerian Luar Negeri
- Rusia Nilai Indonesia Sangat Klop dengan BRICS
- Pemimpin Iran: Serangan Israel Tak Bisa Dianggap Remeh
- International Hajj Fund Forum Rumuskan Strategi Inovatif Mengelola Dana Haji
- Pemerintah Thailand Akhirnya Minta Maaf atas Pembantaian Tak Bai