Anggap Blusukan Bentuk Membangun Rasa Percaya Rakyat dan Pemimpin

Anggap Blusukan Bentuk Membangun Rasa Percaya Rakyat dan Pemimpin
Anggap Blusukan Bentuk Membangun Rasa Percaya Rakyat dan Pemimpin

jpnn.com - JAKARTA - Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Jaleswari Pramodhawardani menilai masa kampanye pemilu presiden yang berakhir hari ini telah menorehkan dua catatan penting tentang sosok Joko Widodo alias Jokowi. Yakni blusukan dan kepemimpinan rakyat.

Dani -sapaan Jaleswari- mengaku menemukan alasan sehingga Jokowi sering memilih blusukan untuk menemui dan hadir di tengah-tengah masyarakat.  "Disinilah kita paham, mengapa Jokowi lebih suka berada di tengah rakyat. Itulah atribusi yang sebenarnya. Jokowi berada di hati rakyat," ujarnya di Jakarta, Sabtu (5/7).

Berdasarkan hasil analisis melalui intelligent management media (IMM), lanjutnya, rakyat menilai blusukan yang dilakukan Jokowi merupakan hal positif. Sebab, blusukan menjadi sarana efektif untuk membangun pondasi kepercayaan antara rakyat dan pemimpinnya.

Selain itu, kata Dani, Blusukan juga menghadirkan kekuasaan di pintu-pintu rakyat.  "Bahkan dengan blusukan, Pak Jokowi memiliki bekal terhadap gambaran riil rakyat Indonesia untuk diperjuangkan, khususnya di dalam merubah kemiskinan, kebodohan dan perasaan diperlakukan tidak adil," paparnya.

Dani juga melihat model kepemimpinan Jokowi yang ternyata tegas dalam pengambilan keputusan. Misalnya adalah penertiban kawasan Pasar Tanah Abang yang selama berpuluh-puluh tahun tak pernah tuntas.

Namun, kata Dani, model kepemimpinan Jokowi yang partisipatoris namun tegas ketika mengambil keputusan ternyata efektif. “Kemampuannya menertibkan Pasar Tanah Abang, reformasi anggaran untuk kesejahteraan rakyat dan PNS, serta kemampuannya di dalam menyelesaikan masalah tanpa masalah telah menjadi identitas kuat terhadap kepemimpinan Jokowi," lanjutnya.

Dani menambahkan, Jokowi juga mengambil pendekatan yang manusiawi dalam merelokasi warga di Waduk Pluit. Karenanya, warga pun puas karena diperlakukan dengan penuh hormat. “Sentuhannya sangat manusiawi dan rakyat merasa diperlakukan dengan penuh kehormatan. Tidak seperti pemimpin lain yang baru turun menjelang kampanye,” pungkasnya.(rmo/jpnn)

 


JAKARTA - Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Jaleswari Pramodhawardani menilai masa kampanye pemilu presiden yang berakhir hari


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News