Anggap Harga Barang Dunia Picu Inflasi
Senin, 03 Januari 2011 – 19:16 WIB
JAKARTA—Tingginya angka inflasi seperti dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) yakni 0,96 persen di November 2010, ternyata juga mengejutkan pemerintah. Semula pemerintah hanya memprediksi inflasi berkisar antara 5,3 persen atau 5 persen plus minus 1 persen sesuai perkiraan Bank Indonesia. Ternyata inflasi yang secara konstan nyaris menyentuh level 7 persen. Karena pemerintah Indonesia tidak bisa ikut mengintervensi harga barang dunia, kata Marie, maka konsentrasi pemerintah saat ini adalah menjaga seminimal mungkin dampak dari gejolak harga yang terjadi.
Pihak pemerintah menilai harga barang yang melonjak naik sebagai penyebab terjadinya inflasi. Karena barang internasional naik, maka harga barang dalam negeri pun ikut merangkak naik. Terutama pada beberapa komoditi pokok seperti beras, cabai merah, gula dan lain sebagainya.
‘’Kondisi kita sekarang ini hampir sama dengan kondisi tahun 2008 lalu. Tapi lebih parah harga barang yang sekarang. Ini tidak hanya dialami oleh Indonesia saja tapi hampir seluruh dunia,’’ ungkap Menteri Perdagangan Marie Elka Pangestu pada wartawan di kantor Menko perekonomian, Jakarta, Senin (3/1).
Baca Juga:
JAKARTA—Tingginya angka inflasi seperti dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) yakni 0,96 persen di November 2010, ternyata juga mengejutkan pemerintah.
BERITA TERKAIT
- Melalui UMK Academy, Pertamina Dukung UMKM Bersaing di Tingkat Global
- Pupuk Kaltim Kembali Raih Predikat Platinum di Ajang ASSRAT 2024
- Pegadaian Gelar Media Awards 2024, Puluhan Jurnalis Raih Penghargaan
- Pertamina Regional Indonesia Timur Raih Penghargaan Internasional Best Practice GCSA 2024
- Mendes Yandri Susanto Sebut BUMDes Penting Cegah Efek Negatif Urbanisasi Bagi Desa
- Sertifikasi Halal Lindungi UMK dari Serbuan Produk Luar Negeri