Anggap Ketegasan Prabowo Luntur Karena Kompromi Koalisi

jpnn.com - JAKARTA - Pengamat politik dari Lingkar Madani (Lima) Indonesia Ray Rangkuti mengharapkan publik tak mudah terbujuk dengan citra tegas yang ditunjukkan masing-masing calon presiden. Sebab, sikap tegas itu sering tak sejalan ketika harus menghadapi kenyataan politik.
Menurut Ray, citra tegas justru tidak diperlihatkan Prabowo Subianto, capres dari koalisi Partai Gerindra, Golkar, PAN, PPP, PKS dan PBB. Sebab, Prabowo malah menunjukkan sikap kompromistis ketika membentuk koalisi untuk mengusungnya dan Hatta Rajasa sebagai capres dan cawapres.
“Mengajak koalisi besar parpol berarti pilihannya adalah menjanjikan banyak jabatan kepada elite-elite parpol yang terkadang tanpa dasar pijakan. Itu lebih tepat kompromistis,” kata Ray kepada wartawan di Jakarta, Kamis (29/5).
Lebih lanjut Ray mengatakan, ketegasan itu harusnya sejalan dengan sikap tak mau kompromi ketika sudah menyangkut pendirian pribadi dan kepentingan bangsa. Selain itu, kata Ray, ketegasan berarti tak ragu dalam mengambil keputusan dan siap menghadapi segala risikonya.
Ray lantas mencontohkan perubahan sikap Prabowo tentang nasionalisasi aset. Menurutnya, perubahan sikap Prabowo yang awalnya getol soal nasionalisasi aset namun sekarang melunak telah menunjukkan bahwa mantan Danjen Kopassus itu tidak tegas dalam berprinsip.
Karenanya Ray meyakini koalisi besar yang dibangun Prabowo hanya berisi berbagai kompromi. Contohnya, Gerindra mengaku anti-pasar bebas dan terkesan tak setuju dengan amandemen UUD 1945. Di sisi lain Golkar justru permisif dengan pasar bebas, sedangkan PAN saat dipimpin Amien Rais merupakan motor amandemen UUD 1945.
Karenanya Ray meyakini watak kepemimpinan Prabowo lebih bersifat kompromistis ketimbang tegas. “Jalan yang membuat mereka bertemu tentu saja karena ada kompromi ide dan pembagian kekuasaan,” ulasnya.(ara/jpnn)
JAKARTA - Pengamat politik dari Lingkar Madani (Lima) Indonesia Ray Rangkuti mengharapkan publik tak mudah terbujuk dengan citra tegas yang
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Komisi II DPR: BKD Jateng Bersalah atas Gagalnya 592 Lulusan PPG di Seleksi PPPK
- Jujurlah, Apa Alasan Pengangkatan PPPK 2024 Maret 2026? Ada 3 Hal Harus Dijelaskan
- Gandeng Komdigi, Mentrans Iftitah Ingin Transformasi Transmigrasi Optimal
- Keluarga Gamma Rizkynata: Hukuman Aipda Robig Harus Maksimal, Jangan Dikurangi!
- RUU Penyelenggaraan Haji dan Umrah Perlu Partisipasi Publik demi Tata Kelola yang Adil
- Ahmad Luthfi: Jawa Tengah Siap Sambut Kedatangan Pemudik Lebaran 2025