Anggap Mobil Murah Hanya Janji Palsu Pemerintah
Selain itu, lanjutnya, kepalsuan yang ditawarkan pemerintah karena mobil murah itu didesikasikan dan dirancang untuk wilayah perdesaan. Menurut Tulus, masyarakat di desa tidak pernah memikirkan disain mobil.
Kepalsuan lainnya karena pemerintah selalu menggadang-gadang mobil berbahan bakar gas namun hanya ada 19 SPBG dan itu masih jauh dari nilai cukup. "Pemerintah enggak konsisten terhadap mobil berbahan bakar gas," tuding Tulus.
Di samping itu adalah janji palsu pemerintah untuk menyediakan transportasi yang nyaman bagi masyarakat miskin yang biasanya hanya mampu membeli sepeda motor. Sebab menurutnya, kantong pengendara sepeda motor tidak mampu membeli mobil seharga Rp 75 juta.
Kepalsuan yang terakhir karena hadirnya mobil LCGC hanya akan menambah kemacetan. Terlebih, luas jalan raya tiap tahunnya tidak bertambah.
"Data dari kepolisian saja setiap tahun mencatat ada pertumbuhan kenaikan kendaraan, kalau kebijakan mobil murah ini diturunkan akan meningkat kemacetan," pungkasnya. (chi/jpnn)
JAKARTA - Anggota Dewan Transportasi Kota Jakarta, Tulus Abadi menilai kebijakan pemerintah meluncurkan penjualan mobil murah ramah lingkungan atau
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- IFAD Tinjau Program UPLAND di Garut Untuk Tingkatkan Produktivitas & Kesejahteraan Petani
- IDI Banjarnegara Ungkap Pengobatan yang Tepat untuk Penderita Diabetes Melitus
- KPK Gelar OTT di Bengkulu, 7 Orang Diamankan
- IDI Jawa Tengah Bagikan Info Jenis Obat Pengidap HIV/AIDS
- Lemkapi Sebut Perbuatan AKP Dadang Telah Menurunkan Muruah Kepolisian
- Mendes PDT Yandri Susanto Lihat Potensi Besar Desa Ada di Sini