Anggap Nobar G30S/PKI Jadi Cara Panglima TNI Gebuk Komunis

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua DPP Gerindra Arief Poyuono menyatakan, instruksi Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo agar anak buahnya nonton bareng (nobar) film Pengkhianatan G 30 S/PKI merupakan cara untuk menggebuk Partai Komunis Indonesia (PKI).Karena itu, dia meminta instruksi Panglima TNI tidak perlu dipolemikkan.
Arief menilai pernyataan Gatot soal PKI sangat tepat sebagai langkah preventif untuk menciptakan keamanan nasional. Apalagi sesuai arahan Presiden Joko Widodo, jika ada yang menganut atau ada organisasi berbau PKI harus digebuk.
"Nah Nobar G30S-PKI ini sebagai cara untuk menggebuk munculnya ideologi dan gerakan komunis di Indonesia dengan penyadaran di tubuh TNI, terutama prajurit agar tidak terpengaruh oleh ideologi komunis," ucap Arief kepada jpnn.com, Selasa (26/9).
Arief lantas merujuk gerakan PKI di era Orde Lama. Menurutnya, PKI di masa jayanya memang punya anggota di institusi militer ataupun pemerintahan.
Selain itu, Arief juga mengharapkan pernyataan Jenderal Gatot soal 5.000 pucuk senjata api pesanan institusi non-TNI tidak dipolemikkan. Apalagi Gatot tidak menuduh lembaga tertentu.
"Ini juga tepat karena sebagai early warning bagi kita semua agar selalu waspada. Statement Panglima TNI bukanlah statement politik, tapi memang sudah lumrah sebagai seorang Panglima yang bertanggung jawab atas masalah keamanan dan pertahanan negara," pungkas dia.(fat/jpnn)
Wakil Ketua DPP Gerindra Arief Poyuono menyatakan, instruksi Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo agar jajaran TNI menonton fil G 30 S tidak dipolemikkan.
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam
- Panglima TNI Bangga Sambut Prajuritnya Seusai Bertugas Dalam Misi PBB di Lebanon
- Panglima TNI Memutasikan 52 Perwira TNI, Berikut Daftar Namanya
- Panglima TNI Mutasi Besar-besaran Pati dari 3 Matra, Berikut Daftarnya
- Bahlil yang Buang Badan soal LPG 3 Kg Dinilai Menunjukkan Pemberontakan ke Prabowo
- Kasus Elpiji 3 Kg, Arief Poyuono Nilai Bahlil Tidak Patuh pada Prabowo
- DPR RI Menyetujui Revisi Tatib, Bisa Mengevaluasi Panglima TNI Hingga Hakim Agung