Anggap Puisi Sukmawati Tanpa Etika dan Estetika Sastra
jpnn.com, JAKARTA - Aktivis pemuda Haris Pertama menilai puisi Ibu Indonesia karya Sukmawati Soekarnoputri tidak bisa dibenarkan dalam konteks sastra maupun budaya. Menurut dia, sastra harus punya dimensi estetika dan etika.
“Puisi Sukmawati jelas jauh dari estetika dan etika. Azan dan hijab niqab (cadar, red) adalah dimensi syariah, bagi kami sebagai muslim merupakan identitas simbolik yang tidak terpisah dan bagian dari ibadah," kata Haris, Rabu (4/4).
Calon ketua umum Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) itu menilai Sukmawati menunjukkan kegagalan berpikir sehingga menulis puisi Ibu Indonesia yang membenturkan cadar dengan konde, serta kidung dengan azan. Kegagalan berpikir itu terlihat dengan Sukma yang mengawali puisinya dengan pengakuan tentang ketidaktahuannya soal syariat.
Haris menambahkan, Sukmawati sebagai anak Proklamator RI Bung Karno semestinya ulus dalam diskursus kebangsaan dan keindonesiaan. "Apalagi beliau adalah anak Proklamator Bangsa Soekarno yang sangat mengagungkan Islam dan menjadikannya sebagai spirit perjuangan," katanya.
Haris pun mengajak semua pihak menjaga etika dan estetika dalam berekspresi. “Rkspresi publik tanpa nalar justru akan merusak bangunan kebangsaan yang telah dijahit oleh Bung Karno," katanya.(boy/jpnn)
Puisi Ibu Indonesia karya Sukmawati Soekarnoputri yang membenturkan cadar dengan konde tidak bisa dibenarkan dalam konteks sastra maupun budaya.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Jazuli PKS Minta TV Tetap Siarkan Azan saat Penayangan Misa Paus Fransiskus
- Televisi Diminta Siarkan Azan Melalui Running Text Selama Misa Paus Fransiskus
- Wanda Hara Ternyata Tak Cuma Sekali Pakai Hijab Bareng Artis, Nih Buktinya
- Konon Nagita Slavina Bakal Diperiksa Polisi Terkait Cadar Wanda Hara
- Nagita Slavina hingga Syahnaz Terseret Kontroversi Cadar Wanda Hara, Waduh
- TOA Berbagi Perbaiki Sistem Tata Suara di 3 Masjid dan Pesantren