Anggap SBY tak Pede

Kinerja Menteri Basis Parpol Dipertanyakan

Anggap SBY tak Pede
SETAHUN SBY-BOEDIONO : Dari kiri, pengamat Politik Burhanuddin Muhtadi, Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik Daniel Sparinga dan Pengamat Ekonomi Faisal Basri dalam diskusi polemik di Jakarta, Sabtu (16/10). Diskusi tersebut mengangkat tema Setahun Pemerintahan SBY-Boediono. Foto : MOHAMAD QORI/RM
"Bayangkan apa yang dikerjakan Suryadharma Ali. Seorang menteri berani mengatakan pembubaran Ahmadiyah. Menurut saya itu, sudah offside. Bagaimana peran dia dalam menjaga toleransi?" ujarnya. "Lantas apa yang dikerjakan Helmy Faisal dan Muhaimin Iskandar? Sebagian besar di bawah standar," ucap Burhan.

Burhan memperkirakan, pergantian menteri mendatang akan sangat dipengaruhi pertimbangan politik daripada kinerja menteri. Akibatnya, SBY semakin tersandera koalisi dan kian kehilangan kewenangan dalam sistem presidensial murni. "Reshuffle is all about politics than performance," katanya.

Burhan menambahkan, Presiden SBY dan Wapres Boediono memiliki karakter yang sama. Keduanya merupakan pemimpin bertipe "pedal rem" yang hati-hati, kalkulatif, dan penuh pertimbangan. Sebagai penyeimbang, seharusnya dipilih menteri-menteri berkarakter pedal gas yang penuh inisiatif, terobosan, dan berani out of the box.

"Sayangnya, banyak menteri yang mencari aman sendiri. Akhirnya semua nggak jalan-jalan," tandasnya. Pengamat ekonomi Faisal Basri mendukung presiden untuk merombak kabinet. Dia menganggap pemerintah gagal memanfaatkan momentum global untuk mendongkrak perekonomian nasional. Ini terjadi karena para menteri yang bertangung jawab ternyata malah tidak terlihat kinerjanya.

JAKARTA -- Akhir Oktober ini, usia Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid II memasuki satu tahun. Sebuah diskusi dengan tema Satu Tahun SBY-Boediono

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News