Anggap Survei LSI Jauh dari Kondisi Riil Kontestasi
Karena Kesampingkan Prabowo dan Jokowi
jpnn.com - JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI), Ari Junaedi, menilai hasil terakhir jajak pendapat Lingkaran Survei Indonesia (LSI) tentang calon presiden (capres) 2014 mendatang penuh dengan kontradiksi. Pasalnya, survei itu tidak mencerminkan kondisi seungguhnya tentang kontestasi Pilpres mendatang karena mengesampingkan keberadaan Prabowo Subianto dan Joko Widodo sebagai figur yang memiliki tingkat keterpilihan (elektabilitas) tinggi.
Ari mengatakan, hasil survei terbaru sebuah lembaga jajak pendapat tentang capres dan partai politik yang berpeluang pada 2014 mendatang memang selalu menarik. Hanya saja, survei LSI yang menempatkan Prabowo dan Jokowi sebagai "capres wacana" jelas bukan gambaran riil kondisi kontestansi Pilpres 2014 mendatang.
"Ibarat Liga Primer Inggris, survei ini baru menggambarkan keadaan seperempat kompetisi. Jadi tidak utuh menggambarkan kondisi riil kompetisi persaingan capres yang benar-benar berlaga di 2014. Jelas saja, capres Itu Lagi Itu Lagi yang meraih persentase terbesar," ujar Ari kepada JPNN, Senin (21/10) malam.
Sebelumnya LSI dalam rilis hasil survei terakhir, Minggu (20/10), sengaja tidak memasukkan nama Prabowo dan Jokowi. LSI mengistilahkan Prabowo dan Jokowi sebagai "capres wacana". Nama Prabowo dikesampingkan dengan alasan Gerindra tak akan akan mencapai presidential threshold, sedangkan Jokowi tak dimasukkan hitungan di Pilpres mendatang karena bukan pengambil keputusan di PDIP. Dari survei LSI itu, bursa capres justru mengerucut pada dua figur saja, yakni Aburizal Bakrie dan Megawati Soekarnoputri.
Tapi menurut Ari, jika nama Jokowi, Prabowo dicalonkan dan di sisi lain Dahlan Iskan memenangi Konvensi Capres PD, maka situasi peraihan suara survei pasti akan berubah total. Ari menegaskan, Jokowi menjadi "people darling" yang begitu diharapkan membawa perubahan, sekaligus menjadi "media darling" yang begitu seksi bagi liputan media.
Karenanya pengajar Program Pascasarjana di UI serta sejumlah PTN di beberapa kota itu justru tak yakin nama Ical bisa melejit jika nama Jokowi, Prabowo dan Dahlan dimasukkan dalam survei "Saya tidak yakin nama Aburizal bisa masuk di lima besar jika nama Jokowi, Prabowo atau Dahlan Iskan ikut disurvei," ulasnya.
Ari menambahkan, jika survei masih memertahankan paradigma bahwa capres merupakan ketua umum atau dewan pembina sebuah partai politik, maka hal itu sudah ketinggalan zaman. "Jika di 2014 fatsoen ketua umum parpol harus menjadi capres maka peluang munculnya capres pilihan masyarakat menjadi tertutup," pungkas peraih gelar doktor komunikasi politik berkat disertasinya tentang pelarian politik tragedi 1965 di mancanegara itu. (ara/jpnn)
JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI), Ari Junaedi, menilai hasil terakhir jajak pendapat Lingkaran Survei Indonesia (LSI) tentang
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Indonesia Punya 106 Ribu Apoteker, 60 Persennya Terkonsentrasi di Jawa
- Banjir Rob Berpotensi Terjadi di Wilayah Ini, BMKG Imbau Masyarakat Waspada
- Ruang Amal Indonesia dan ZIS Indosat Segera Buka Program Amal Vokasi di KITB
- Said PDIP: Ibu Megawati Memang Tulus Bilang Terima Kasih kepada Prabowo, MPR, dan Rakyat
- Kuasa Hukum Tepis Isu Miring Terkait Eks Dubes RI untuk Nigeria Usra Hendra Harahap
- RI 36 Berulah di Jalan, Nusron Wahid Sindir Netizen yang Salah Sasaran