Anggaran 2012 Ekspansif, Mencapai 1.400 T
Alokasi untuk Infrastruktur Akan Ditingkatkan
Selasa, 09 Agustus 2011 – 08:43 WIB
JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, anggaran belanja negara pada 2012 meningkat menjadi Rp 1.400 triliun. Ada kenaikan sekitar Rp 200 triliun dibanding 2011. ”Anggaran kita pada 2012 itu ekspansif. Kalau tahun ini kita Rp 1.200 triliun, mungkin 2012 nanti akan Rp 1.400 triliun,” katanya usai memimpin rapat koordinasi di kantornya, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Senin (8/8).
Ketua umum DPP Partai Amanat Nasional ini melanjutkan, kenaikan anggaran yang dikatakan ekspansif tersebut akan dibarengi dengan meningkatnya belanja pemerintah yang juga akan ekspansif. Sedangkan belanja yang bersifat perjalanan dan sebagainya sudah dihemat. Bahkan belanja barang untuk keperluan office, pembangunan gedung akan dihentikan.
Sebaliknya, anggaran infrastruktur yang biasanya mendapat porsi minim di APBN akan ditingkatkan. Sasaran-sasarannya juga akan dipertajam. ”Porsi-porsi yang terkait Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) akan semakin tajam. Pemerintah juga berusaha mengurangi defisit anggaran dibanding tahun sebelumnya,” jelasnya.
Tidak hanya itu, program penghematan di lingkungan pemerintah bakal terus digenjot. Hatta berjanji di setiap Kementerian harus ada penghematan penggunaan listrik sampai 20% dan penghematan konsumsi bahan baker minyak (BBM) 10 persen. ”Kita ingin anggaran pemerintah betul-betul digunakan secara efektif untuk pembangunan,” tegas Hatta. (dri)
JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, anggaran belanja negara pada 2012 meningkat menjadi Rp 1.400 triliun.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- PT Marwi Indonesia Industrial Resmi Kantongi Izin Fasilitas Kawasan Berikat, Ini Harapannya
- Kementan-Pupuk Indonesia Teken Kontrak Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Subsidi di 2025
- Arief Poyuono Merespons Polemik PPN 12 Persen
- Harga Emas Antam Hari Ini Naik, Jadi Sebegini Per Gram
- Demi Kemajuan Koperasi, Forkopi Menyerukan Diakhirinya Dualisme DEKOPIN
- Indef Beberkan Kondisi Ekonomi, PPN 12% Tak Realistis