Anggaran Bengkak, DPR Minta Klarifikasi Muhaimin
Hari Ini Dipanggil Komisi IX
Kamis, 08 September 2011 – 07:18 WIB
APBNP untuk Kemenakertrans, ujar Ribka, memang tidak terlalu besar. Jatah yang diberikan dari bujet APBNP memang kecil. Gara-gara terlalu kecil, mitra kerja komisi IX lainnya ada yang tidak mendapat tambahan dari APBNP. "Badan POM (Pengawasan Obat dan Makanan, Red) itu gak dapat karena terlalu kecil," ujarnya.
Menakertrans, lanjut politikus PDIP itu, juga wajib menjelaskan mengapa APBNP yang disetujui komisi IX digunakan untuk PPID. Dalam kesepakatan tidak satu pun disebut dana APBNP itu digunakan untuk pos transmigrasi. "Setahu saya itu untuk TKI dan perincian lain. Tidak ada untuk transmigrasi," tegasnya.
Pasca penangkapan yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi, Ribka mengaku terus mencari informasi. Namun, sulit memperoleh informasi tentang apa yang terjadi di Kemenakertrans. "Saya selalu mencari tahu. Tapi, saya kontak humas Kemenakertrans pun tidak bisa," ujarnya kecewa.
Seperti diketahui, kasus dugaan suap PPID sudah menyeret dua anak buah Muhaimin menjadi tersangka. Mereka adalah Sekretaris Direktorat Jenderal (Sesditjen) Pembinaan Pengembangan Kawasan Transmigrasi (P2KT) Kemenakertrans I Nyoman Suisnaya dan Kepala Bagian (Kabag) Program, Evaluasi, dan Pelaporan pada Ditjen P2KT Kemenakertrans, Dadong Irbarelawan.
JAKARTA - Kasus uang pelicin dalam proyek percepatan pembangunan infrastruktur daerah (PPID) yang menyenggol Menakertrans Muhaimin Iskandar menjadi
BERITA TERKAIT
- Pilkada Kian Dekat, BPJS Watch Ingatkan Kepala Daerah Lindungi Pekerja Badan Ad Hoc
- Ziarah Megawati ke Makam Imam Bukhari dan Legacy Bung Karno di Dunia Islam
- Disindir Pramono, Ridwan Kamil: Kalau Enggak Boleh Mimpi, ya Jangan Hidup
- Terus Bergerak, Tim Dozer Pasang 3.059 Spanduk Andalan Hati di Seluruh Desa se-Sulsel
- Pilgub Jatim: Luluk-Lukman Dapat Dukungan Kiai Tamim Darul Ulum hingga Tokoh Penting Muhammadiyah
- Aher Yakin Konstituen Anies di Jakarta Bakal Pilih Pasangan RIDO yang Didukung PKS