Anggaran Minta Maaf
Oleh: Dahlan Iskan
Di dekat Antioch itu memang ada tambang batu bara. Bekas tambang itu kini sudah menjadi bagian kota –disebut kawasan Berlian Hitam.
Dalam perkembangan berikutnya lebih parah lagi. Penduduk kulit putih di Antioch mengadakan demo. Lalu pawai keliling kota. Sambil meneriakkan tuntutan baru: agar semua orang Tionghoa diusir dari Antioch. Hari itu juga. Sebelum jam 15.00.
Penduduk Tionghoa pun meninggalkan kota itu. Tergopoh-gopoh. Pendemo lantas membakar perkampungan Tionghoa itu. Habis. Sampai rata dengan tanah. Itu terjadi tahun 1850-an.
Traumanya panjang. Sampai 100 tahun kemudian tidak ada orang Tionghoa di Antioch.
Kini penduduk Antioch sangat beragam. Keturunan Asia mencapai 10 persen –mayoritas Tionghoa. Sisanya adalah Vietnam, Kamboja, Laos, Korea, dan Jepang.
Penduduk kulit hitam juga kian banyak. Mencapai 20 persen. Penduduk asli Indian-American sepuluh persen. Dan Hispanic sekitar 20 persen.
Penduduk kulit putih pun kini tinggal 40 persen. Padahal, dulunya, mencapai 90 persen.
Namun, sisa kebencian itu masih ada. Dua bulan lalu sebuah restoran milik Tionghoa dibakar. Ada orang meletakkan obor di depan pintu restoran. Untungnya tidak parah.