Anggaran Terlalu Kecil, Keefektifan Situation Room Presiden Dipertanyakan

jpnn.com - JAKARTA - Wakil Ketua Komisi II DPR Luman Edy meminta Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Teten Masduki menghitung ulang kebutuhan dana untuk ruang kontrol berbasiskan teknologi atau situation room.
Menurut LE-sapaan Lukman, fasilitas itu berfungsi yang untuk melakukan koordinasi dengan 73 kementerian/lembaga, 34 provinsi, dan lebih dari 500 kab/kota seluruh Indonesia.
Bahkan ada visi juga situation room ini juga mengupdate perkembangan di 75.000 desa seluruh Indonesia. Sehingga dibutuhkan perangkat yang representatif.
"Kepala KSP perlu menghitung ulang, idelanya control room itu dibangun seperti apa sehingga bisa memberikan supporting secara maksimal terhadap tugas-tugas kepresiden," kata LE di kompleks Parlemen Jakarta, Rabu (19/10).
Dalam mendukung tugas koordinasi dengan seluruh stake holder, tugas monitoring, semua pekerjaan dan analisis data, database terpusat, KSP butuh perangkat teknologi yang canggih dan mahal. Kalau tidak, ini akan menjadi mainan saja, tidak representatif untuk negara sebesar ini.
"Kami melihat situation room belum bisa mengakomodir dan menyiapakan semua kebutuhan presiden tentang koordinasi, kontrol, monitoring dan evaluasi," ujar mantan menteri PDT itu.
Berdasarkan rencana KSP, situation room akan dibangun dengan harga yang murah, tidak lebih dari Rp 40 miliar, bahkan maintanance-nya hanya Rp 20 miliar. Angka tersebut kalah jauh dibanding milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat senilai Rp 45 miliar dan di Kemenhan Rp 400 miliar.
"Paling tidak Rp 100 miliar setiap tahun dibutuhkan sebuah ruang kontrol yang representatif dengan perangkat teknologi terbaru. Yang sekarang saja, perangkat teknologinya ketinggalan tujuh tahun. Perangkat teknologinya dibangun tujuh tahun lalu padahal perkembangan teknologi dinamis," pungkas politikus asal Riau tersebut. (fat/jpnn)
JAKARTA - Wakil Ketua Komisi II DPR Luman Edy meminta Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Teten Masduki menghitung ulang kebutuhan dana untuk ruang
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- BPKH Temui Pengurus PBNU, Minta Dukungan Terkait Revisi UU Pengelolaan Keuangan Haji
- Sambut Ramadan, Ketum Kadin DKI Diana Dewi Ziarah ke Makam Orang Tua
- Sumpah Advokat Razman Arif Dibekukan, Chandra Sampaikan Pendapat Hukum
- Pengumuman Seleksi Administrasi PPPK Tahap 2 Muncul Jabatan Tampungan, BKN Angkat Suara
- Wamentrans Viva Yoga Mengajak Alumni Cipayung Plus Berkolaborasi Membangun Bangsa
- Dana Haji Tumbuh Positif, Pengeloaan BPKH Capai Rp 171 Triliun