Angger Dimas, Disc Jockey Indonesia Nomor Wahid Asia
Tomorrowland dan Kisah Kedinginan di Amerika
Dia pun mulai mengunduh aplikasi Fruity Loops, sebuah perangkat lunak untuk mengedit musik. Tidak butuh waktu lama bagi Angger untuk menguasai aplikasi tersebut. Angger pun menjadi disc jockey dan membuat sejumlah lagu elektronik.
Lagu-lagu racikannya dilirik sebuah kelab di daerah Jakarta Selatan. Pria penyuka nasi goreng itu pun ditawari untuk bermain di kelab tersebut. Layaknya orang yang baru mengendarai sepeda, pasti ada saatnya terjatuh. Angger pun mengalami hal itu. ’’Ada saatnya yang menonton pertunjukan saya nggak menikmati musik saya. Itu nusuk banget,’’ ujarnya.
Karena belajar secara otodidak, kemampuan Angger meracik lagu-lagu elektronik juga diremehkan beberapa home DJ di kelabtersebut. Namun, dia tidak menyerah dan belajar membuat musik yang lebih baik. Hasilnya langsung terbukti, dia menjadi DJ favorit di tempat itu.
Karir Angger pun meroket begitu cepat hingga membuat beberapa DJ yang sebelumnya meremehkan berbalik mengapresiasi perjuangannya. Apresiasi juga datang dari luar negeri. Mereka menyukai house music racikan Angger. Awal 2009, Angger ditawari bergabung dengan Vicious Record yang sangat tersohor di Australia. ’’Pertama ke luar negeri ya buat kerja. Alhamdulillah, mereka suka musik saya,’’ papar pria kelahiran 1 Maret 1988 tersebut.
Meski sudah go international, Angger tetap mengasah skill DJ-nya. Hasilnya, album perdananya, Duck Army, telah dimainkan beberapa DJ papan atas seperti Laidback Luke, Tocadisco, dan Joachim Garraud.
September 2009, seorang DJ kenamaan AS, Steve Aoki, memuji musik-musik ciptaannya. Bahkan, Steve mengaku sebagai fans Angger. ’’Kaget juga, ini orang ternyata dengerin remix saya. Padahal, saat itu dia (Steve) adalah DJ yang mendekati posisi 100 di dunia,’’ ucap Angger.
Dari perjumpaan di Jakarta, Steve mengajak Angger berkolaborasi dan mengikuti tur ke Amerika Utara. Tur saat musim dingin itu begitu membekas. Sebab, selama berkeliling di Amerika Utara, Angger mengaku tidak mandi. ’’Pemerintah Ottawa ternyata pelit air panas. Jadi, saya pilih nggak mandi berhari-hari karena nggak kuat dinginnya air di sana,’’ ungkapnya.
Pada 2013, Steve dan Angger mengeluarkan album remix bertajuk Phat Brams. Angger juga bekerja sama mengerjakan beberapa single dengan Steve. Yang paling booming adalah lagu berjudul Steve Jobs. Mereka menggandeng raper kenamaan Iggy Azalea untuk membuat lagu berjudul Beat Down.
Hengkang dari gitaris sebuah band indie pada 2008, Angger secara otodidak mempelajari electronic dance music (EDM) yang belum populer kala itu. Hasilnya,
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408