Anggota Brimob 25 Orang, Kelompok Kriminal Bersenjata Lebih Banyak, Warga Mengungsi

Anggota Brimob 25 Orang, Kelompok Kriminal Bersenjata Lebih Banyak, Warga Mengungsi
Kapolda Papua Irjen Pol Mathius Fakhiri. (ANTARA/Evarukdijati)

jpnn.com, JAYAPURA - Guru korban penembakan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Beoga, Kabupaten Puncak, Papua, bertambah.

Kapolda Papua Irjen Pol Mathius Fakhiri mengatakan, ada laporan kepala sekolah bernama Yonatan Randen ditembak di Julugoma, Distrik Beoga, Jumat (9/4) saat bersama warga hendak mengungsi ke Koramil Beoga.

"Penembakan yang dilakukan KKB di Beoga brutal, karena selain menembak juga membakar sekolah yang ada di Julugoma," kata Fakhiri di Jayapura, Sabtu (10/4).

Dia mengatakan, saat ini warga sudah mengungsi ke pos TNI di Beoga dan akan segera dievakuasi ke Sugapa, Kabupaten Intan Jaya.

"Lebih dekat ke Sugapa daripada ke Ilaga. Sedangkan jenazah kedua korban penembakan belum dievakuasi karena tidak ada yang berani mendarat di Beoga," katanya.

"Di Polsek Beoga ada 25 anggota Brimob. Namun dari laporan yang diterima anggota KKB juga cukup banyak sehingga lebih fokus mengamankan warga sipil yang kini sudah mengungsi," kata Irjen Fakhiri.

Kasus penembakan terhadap guru di Beoga menyebabkan dua orang meninggal yakni Oktovianus Rayo (42 th) ditembak Kamis (8/4) dan Yonathan Randen yang ditembak Jumat (9/4).

Jenazah keduanya dijadwalkan dievakuasi Sabtu (10/4) ke Timika kemudian Makassar dan selanjutnya ke Toraja untuk dimakamkan. (antara/jpnn)

Guru korban penembakan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Beoga, Kabupaten Puncak, Papua, bertambah.


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News