Anggota DPR Baru Rawan Masuk Bui

Anggota DPR Baru Rawan Masuk Bui
Anggota DPR Baru Rawan Masuk Bui
JAKARTA -- Forum diskusi yang digelar di ruang wartawan DPR, Jumat (11/9), seolah menjadi ajang testimoni bagi tiga anggota DPR yang menjadi pembicara di acara itu. Ketiganya adalah Effendi Simbolon (FPDIP), Mustapa Kamal (Wakil Ketua FPKS) dan Yuddy Chrisnandi (FPG). Ketiganya mengatakan, bahwa di DPR sarat dengan uang-uang panas yang dimainkan di bawah meja, terutama sekali di saat pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU). Mereka menyebut permainan itu dilakukan di 'lorong gelap' dan 'tikungan berduit'.  Dia mengingatkan, jika para anggota DPR yang baru hasil pemilu 2009 tidak hati-hati, maka ujung-ujungnya bakal meringkuk di penjara.

"Dua fenomena lorong gelap dan tikungan berduit itu bukan cerita lama lagi. Tapi kami bertiga, (Effendi Simbolon, Mustapa Kamal dan Yuddy Chrisnandi, red) selalu membawa petromak untuk memasuki lorong gelap dan meningkatkan kewaspadaan serta mengurangi kecepatan disaat memasuki tikungan berduit itu," kata Effendi Simbolon, saat berdiskusi dengan thema 'Tantangan Pimpinan DPR Lima Tahun ke Depan,' di press room DPR, Jakarta, Jumat (11/9).

Tanpa bermaksud mankut-nakuti, dia memberikan semacam wejangan bagi para politisi yang baru mengenal gedung DPR di Senayan. "Bagi rekan-rekan kami yang tidak membawa petromak dan tidak pula meningkatkan kewaspadaan akhirnya berurusan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi dan harus meringkuk masuk penjara," kata Effendi Simbolon.

Sementara Mustapa Kamal menegaskan problem lorong gelap di DPR tidak saja dilalui oleh para anggota DPR. "Para pimpinan DPR terkadang juga membangun lorong gelap dan tikungan berduit dengan cara mempertanyakan beberapa keputusan rapat alat kelengkapan kerja DPR. Tapi mereka selamat bisa jadi karena membawa petromak," kata Mustapa Kamal.

JAKARTA -- Forum diskusi yang digelar di ruang wartawan DPR, Jumat (11/9), seolah menjadi ajang testimoni bagi tiga anggota DPR yang menjadi pembicara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News