Anggota DPR Meminta Perlu Antisipasi Dampak Negatif dari Perkembangan Era Digital
jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR Syaiful Bahri Anshori mengatakan era informasi digital mendatangkan peluang, sekaligus tantangan yang perlu diantisipasi dengan kebijakan yang komprehensif dan praktis.
"Ini perlu diantisipasi, tujuannya agar bangsa kita mampu meningkatkan daya saing sehingga menjadi bangsa yang kompetitif pada masa datang," ujar Syaiful dalam keterangannya, Jumat (23/4).
Menurut Syaiful, banyak sektor akan menerima dampak yang secara tidak langsung, di era digital. Karena itu harus beradaptasi dengan perkembangan zaman.
"Banyak sektor yang terdampak misalnya ekonomi, pendidikan, teknologi, data, dan sejumlah sektor lainnya, tetapi itu juga dapat menjadi peluang bagi masyarakat yang mampu memanfaatkan," lanjut dia.
Politikus PKB itu menilai salah satu cara untuk mengantisipasi dampak negatif dari perkembangan era digital dengan menjalankan nilai-nilai kebangsaan yang berbasis kebudayaan.
"Ini akan berpengaruh pada sektor keamanan dan kebudayan nasional, oleh karena itu nilai-nilai kebangsaan dan muatan lokal menjadi hal yang dapat meminimalisir dampak negatifnya," kata dia.
Sementara itu, Tenaga Ahli Menteri (TAM) Kominfo Devie Rahmawati menyebut tantangan di dunia digital tidak dapat dipandang sederhana, bahkan bisa menghilangkan nyawa.
“Menyadari bahwa teknologi digital bagaikan 'madu dan racun', maka Kemenkominfo berkolaborasi dengan Jaringan Penggiat Literasi Digital (Japelidi) dan Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi, kemudian menyusun navigasi cakap digital melalui 4 modul," tuturnya.
Anggota Komisi I DPR Syaiful Bahri menilai dampak negatif dari perkembangan era digital perlu diantisipasi sedini mungkin.
- Digitalisasi Transaksi Bikin Pencatatan Lebih Presisi, Permudah Pengajuan Kredit
- Pengguna Layanan Ferizy Tembus 2,59 Juta, ASDP Terus Genjot Digitalisasi E-Ticketing
- Gen Z Perlu Penguatan Literasi Keuangan, Biar Enggak FOMO
- SANF Perkuat Digitalisasi Pendidikan di Indonesia
- Kearifan Lokal Harus Jadi Landasan Perfilman Indonesia di Era Digital
- Survei Schneider Electric: 71 Persen Pemimpin Bisnis Memprioritaskan Keberlanjutan