Anggota DPRD DKI Khawatirkan Ancaman dari Gunung Salak

Anggota DPRD DKI Khawatirkan Ancaman dari Gunung Salak
Ilustras Gunung Salak. Foto: Radar Bogor

”Makanya kami selalu menyarankan pengunjung atau masyarakat yang beraktivitas di area kawah gunung api,” katanya.

Sofyan menambahkan, gas yang pekat dengan kadar 0,3 persen sangat berbahaya ketika terhirup oleh manusia. Apabila gas tersebut terhirup lama, maka menyebabkan efek pada pernapasan, sehingga pasokan oksigen dalam darah bisa terganggu.

”Selain ada sulfatar dan uap air di dalamnya ada gas yang berbahaya seperti CO2, HCL, HL, H2S yang bersumber dari magma dan diproduksi oleh gunung api,” ungkapnya.

Sofyan menerangkan, produksi gas beracun di kawasan kawah gunung api sangat dipengaruhi aktivitas gunung api. Jika aktivitas gunung api meningkat, maka produksi gas naik. Tentu kondisi tersebut berbeda dengan konsentrasi gas yang dipengaruhi oleh cuaca buruk.

”Karena ada pemekatan oleh cuaca, sehingga tidak terurai dengan baik,” ucapnya.

Sofyan menjelaskan, dalam keadaan cuaca apapun, PVMBG merekomendasikan agar masyarakat tidak melakukan aktivitas di kawasan kawah gunung api. Karena kerentanan tubuh setiap orang berbeda-beda.

Dalam kadar gas tertentu orang bisa lemah, bahkan bisa kuat. ”Apabila tidak kuat orang bisa pingsan, bahkan meninggal dunia. Apalagi untuk orang penderita saluran pernafasan, ini bisa sangat berbahaya,” tandasnya.

Sementara mengantisipasi aktivitas Gunung Api Salak yang bisa berdampak buruk terhadap wilayah Ibu Kota DKI Jakarta dan sekitarnya, Anggota DPRD Jakarta Gembong Warsono mengatakan, pihaknya akan terus meningkatkan peran Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi PVMBG) merekomendasikan pengunjung atau pendaki tidak mendekat ke Kawah Ratu, Gunung Salak

Sumber Indopos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News