Anggota DPRD Ini Dikecam Netizen karena Statusnya di FB
jpnn.com - jpnn.com - Seorang anggota DPRD Kabupaten Padanglawas Utara (Paluta), Sumatera Utara, Komariah Siregar menjadi bulan-bulanan netizen beberapa hari ini.
Pasalnya, politikus PDI Perjuangan itu mengunggah sebuah penyataan melalui akunnya di media sosial Facebook yang diduga bernada melecehkan MUI dan ulama.
“Sungguh kotor permainan itu, MUI dibayar berapa ya untuk itu,” tulis Komariah di akun Facebooknya, Kamis (1/2) lalu.
Tak hanya itu, Komariah juga menulis, “Ternyata di balik penistaan agama itu dipolitisir SBY, masyarakat ikut gayanya. Walau tidak semua Islam terprovokasi tapi caranya ini rupanya enak ya jadi nomor 1 di pemerintahan secara islam pemimpin koruptor itu harusnya digantung hukuman mati supaya kapok. Tolong buktikan ya Allah sebanyak-banyaknya.”
Sontak unggahan itupun langsung mendapat respons dari netizen. Salah satu netizen Habibbi P Harahap yang membagikan ulang status Komariah ini berkomentar.
“Ibu Komariah mohon maaf yang sebesar-besarnya, sebagai wakil rakyat mohon jangan pojokkan MUI dengan bahasa yang sunggauh menyakitkan.Mohon komentarnya dihapus karena saya khawatir itu akan menjadi provokasi bagi masyarakat luar. Karena ibu adalah wakil rakyat di Paluta,” tulisnya.
Akibat postingan ini MUI Kabupaten Paluta bersama sejumlah ormas Islam dan aktivis pemuda menggelar rapat koordinasi untuk menyikapi hal tersebut, Jumat (3/2).
Dalam pernyataan MD KAHMI yang diwakili Sekretaris Ganti Pulungan mengatakan tidak terima dengan postingan tersebut.
Seorang anggota DPRD Kabupaten Padanglawas Utara (Paluta), Sumatera Utara, Komariah Siregar menjadi bulan-bulanan netizen beberapa hari ini.
- Juru Dakwah Bakal Disertifikasi, Wantim MUI Memberi Masukan
- Sikap Tegas MUI terhadap Langkah-Langkah Presiden Prabowo
- Lemhannas & MUI Teken Nota Kesepahaman Pemantapan Nilai Kebangsaan
- Boikot Produk Pro-Israel Memanas, MUI: Jangan Terjebak Palestina Washing
- MUI Dukung Media Online yang Cerdas, Bijak dan Tangguh
- Boikot Produk Israel Dorong Ekonomi Lokal, Tidak Memicu PHK Massal