Angin Puting Beliung Menerjang Perkotaan Garut, Banyak Rumah Rusak

jpnn.com, GARUT - Angin puting beliung disertai hujan menerjang sejumlah kawasan sehingga mengakibatkan kerusakan rumah di perkotaan Garut, Jawa Barat, Minggu (3/4).
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut Satria Budi membenarkan informasi adanya bencana angin puting beliung yang melanda wilayah Garut.
"Ya, ada lagi angin puting beliung, dilaporkan rumah warga bagian atapnya rusak, ada juga baliho diterpa angin," kata Satria Budi, MInggu (3/4).
Menurut Budi, angin puting beliung disertai hujan deras sudah terjadi kedua kalinya. Sebelumnya, pada Sabtu (2/4), terjadi puting beliung hingga menyebabkan kerusakan atap pabrik dan rumah warga.
Kejadian saat ini, kata dia, menerjang wilayah perkotaan yang padat pemukiman penduduk, seperti Kelurahan Ciwalen, Kecamatan Garut Kota. "Banyak rumah yang rusak di Kelurahan Ciwalen karena di sana rumahnya padat, berdempetan," katanya.
Dia mengatakan peristiwa ini hanya menimbulkan kerugian materi akibat kerusakan rumah. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. "Alhamdulillah tidak ada korban jiwa, hanya kerusakan rumah saja seperti gentingnya lepas," katanya.
Menurut Budi, jajaran BPBD maupun unsur petugas dari instansi lain sudah terjun ke lapangan untuk memeriksa dan mendata tingkat kerusakan akibat bencana puting beliung.
Selain itu, lanjut dia, petugas gabungan bersama masyarakat berupaya membantu membersihkan puing-puing bangunan rumah warga.
Angin puting beliung disertai hujan mengakibatkan kerusakan rumah di perkotaan Garut, Jawa Barat, Minggu (3/4).
- Korban Dokter Kandungan Syafril di Garut Diduga Lebih dari 100 Orang, Polisi Cari Fakta
- Polisi Rekomendasi Pencabutan STR Dokter Kandungan di Garut yang Lecehkan Pasien
- 6 Fakta Kasus Pelecehan Seksual Dokter Kandungan di Garut, Nomor Terakhir Bikin Geregetan
- Dokter Kandungan Cabuli Bumil di Garut Mengidap Fetish?
- Fakta Baru Si Dokter Kandungan Cabul di Garut, Kebangetan
- Dokter Kandungan Terduga Pelaku Pelecehan di Garut Berhenti Praktik Sejak 2024, Penyebabnya Masih Diselidiki