Angka COVID-19 Lebih Dari 50.000 Per Hari, Inggris Berlakukan Lockdown Lagi
Inggris sudah mencatat 26.626 pasien COVID-19 di rumah sakit, 30 persen lebih banyak dari minggu lalu.
Jumlah ini juga 40 persen lebih tinggi dari jumlah pasien tertinggi di gelombang pertama di musim semi.
PM Boris mengatakan warga di Inggris harus kembali diam di rumah, sebagaimana dilakukan di bulan Maret, terutama karena kali ini varian virus baru menyebar dalam cara yang "membuat frustasi dan membahayakan".
"Sekarang, tekanan di rumah sakit akibat COVID akan lebih besar dari situasi di awal pandemi," katanya.
Guru lega karena PM Inggris 'melakukan apa yang seharusnya dilakukan'
Pengumuman PM Boris menandai perubahan haluan dalam kebijakannya, yang sebelumnya terpaku pada sistem darurat per daerah, yang menerapkan aturan tertentu bagi daerah tertentu berdasarkan tingkat keparahan penularan.
Aturan terketat telah diterapkan di London dan sebagian besar daerah tenggara Inggris sejak pertengahan Desember lalu, dengan banyak daerah lain akan menerapkan yang sama ke depannya.
Namun meningkatnya jumlah kasus menandakan bahwa pendekatan per daerah tidak efektif dalam menekan penyebaran virus.
Sejak lama, kritik untuk melakukan 'lockdown' negara yang ketat sudah bermunculan.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson telah mengumumkan diberlakukannya 'lockdown' nasional di negara tersebut, paling tidak sampai pertengahan Februari, untuk memerangi strain virus corona baru
- Apakah Bentrokan Indonesia dengan Kapal Tiongkok di Laut China Selatan Pertanda Konflik?
- Jenazah WHV Asal Indonesia Belum Dipulangkan, Penyebab Kecelakaan Masih Diselidiki
- Dunia Hari Ini: Ratusan Warga Sudan Meninggal Akibat Serangan Paramiliter
- Demi Anak-Anak, Inggris Bakal Larang Vape Sekali Pakai Tahun Depan
- Prabowo Targetkan Indonesia Swasembada Pangan, Bagaimana Reaksi Australia?
- Dunia Hari Ini: Calon Pengganti Pemimpin Hizbullah Tewas Dibunuh