Angka Hukuman Mati di Dunia Turun Tahun Lalu, Namun Meningkat di Beberapa Negara
Sebagai contoh, di Tiongkok, Indonesia, Laos, Malaysia, Singapura dan Sri Lanka, hukuman mati masih dijatuhkan terhadap pelanggaran terkait narkoba.
Di Pakistan, hukuman mati dijatuhkan terhadap mereka yang dituduh melakukan penistaan.
Di Maladewa, lima orang yang melakukan tindakan kriminal saat berusia di bawah 18 tahun akan tetap dijatuhi hukuman mati walau belum dieksekusi.
Amnesty International mengatakan aturan pembatasan di tengah pandemi COVID-19 menyebabkan sulitnya mendapatkan bantuan hukum dan berjalannya proses pengadilan yang adil di beberapa negara.
Sekretaris Jenderal Amnesty International Agnes Callamard mengatakan pelaksanaan hukuman mati adalah "hukuman yang barbar" dan penerapan hukuman mati di masa pandemi "khususnya merupakan pelanggaran mendasar terhadap hak asasi manusia".
"Menentang usaha eksekusi dalam keadaan normal saja sudah susah dilakukan, namun di kala pandemi banyak dari mereka yang sudah dijatuhi hukuman mati tidak bisa mendapatkan bantuan hukum, dan mereka yang berusaha membantu juga harus menghadapi risiko kesehatan," katanya.
Usaha menghentikan eksekusi di seluruh dunia
Walau jumlah eksekusi meningkat di beberapa negara, jumlah eksekusi global menurun di tahun 2020.
Jumlah eksekusi sebanyak 483 buah di tahun 2020 merupakan penurunan 26 persen dibandingkan tahun 2019, dan turun 70 persen dari angka 1.634 orang yang dieksekusi di tahun 2015.
Meski secara umum hukuman mati di dunia menurun, lembaga hak asasi mencatat di beberapa negara justru menjatuhkan lebih banyak hukuman mati di tahun 2020
- Latihan Militer Terpisah dengan Rusia dan Australia, Indonesia Tak Ingin Dikuasai oleh Siapa Pun?
- Dunia Hari Ini: Donald Trump Jadi Presiden, Kamala Harris Mengakui Kekalahannya
- Dunia Hari Ini: Beberapa Hasil Suara Pemilu Amerika Serikat Mulai Keluar
- Dunia Hari Ini: Kecelakaan Bus di India Telan Puluhan Nyawa
- Dunia Hari Ini: Setidaknya 10 ribu orang Tedampak Letusan Gunung Lewotobi Laki-laki
- Pendidikan dan Pengalaman Kerja Migran, Termasuk Asal Indonesia, Belum Tentu Diakui Australia