Angka Inflasi Bukan Main, BI Masih Bisa Bertindak, Begini Kata Ekonom

jpnn.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) dinilai masih memiliki ruang untuk menaikkan suku bunga Bank Indonesia-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) hingga berada di level 5,00 persen pada akhir 2022.
Hal itu disampaikan Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman.
Dia menyebut BI akan mempertimbangkan kebijakan moneter yang paling optimal untuk menjaga angka inflasi berada tidak jauh dari kisaran target 2022.
“Kami melihat bahwa BI masih memiliki ruang untuk menaikkan BI7DRR menjadi 5,00 persen, dibandingkan dengan 3,50 persen pada 2021,” kata Faisal di Jakarta, Senin (3/10).
Faisal memperkirakan inflasi akan tetap tinggi pada sisa akhir tahun ini.
Sebab, didorong oleh membaiknya sisi permintaan (demand-pull inflation) di tengah pelonggaran mobilitas masyarakat.
"Kenaikan harga pangan dan energi yang disebabkan oleh penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) (cost-push inflation)," beber Faisal.
Selain itu, dia menyebut penyesuaian harga BBM tidak hanya berdampak first round effect terhadap administered price, namun, juga second round effect terhadap barang dan jasa lainnya.
Bank Indonesia (BI) dinilai masih memiliki ruang untuk menaikkan suku bunga Bank Indonesia-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR)
- BPS Ungkap Penyebab Turunnya Angka Penumpang Angkutan Udara di Kepri
- Kejagung Diminta Masukkan Kerugian Masyarakat dalam Kasus Minyak Mentah
- Panen Raya Beras 2025 Diprediksi 13,95 Juta Ton, Terbanyak Sejak 7 Tahun Terakhir
- BI Buka Layanan Penukaran Uang untuk Idulfitri 2025, Catat Lokasinya!
- Deflasi Tahunan Kembali Terjadi sejak Maret 2000, Daya Beli Masyarakat Aman?
- Dirut Pertamina Minta Maaf ke Masyarakat: Kami akan Bekerja Lebih Baik Lagi