Angka Kematian Covid-19 di Surabaya Diprediksi Meningkat Hingga Akhir Agustus

jpnn.com, SURABAYA - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM disebut berhasil menekan laju penyebaran Covid-19 pada Juni-Juli 2021.
Meski begitu pakar epidemiologi dari Universitas Airlangga (Unair) Windhu Purnomo memprediksi Surabaya masih belum mengalami penurunan kasus.
Prediksi yang dibuat Tim Surveilans Covid-19 FKM Unair itu disampaikan Windhu saat FGD bersama Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Rabu (18/8).
Dia menyebut penambahan kasus Covid-19 di Surabaya akan stagnan mulai besok Kamis (19/8).
"Itu stagnan prediksinya. Setelah tanggal 18 Agustus itu stagnan," ujar dia.
Berdasarkan laporan prediksi yang dibuat, dalam sehari diperkirakan akan ada penambahan kasus sebanyak 270. Kondisi itu akan berlangsung sampai akhir Agustus 2021.
Posisi stagnan itu bukan berarti bagus meski diprediksi tidak akan terjadi peningkatan kasus kondisi stagnan dalam waktu lama seiring diikuti lonjakan kasus secara tiba-tiba.
Dia mewanti-wanti agar Satgas Penanganan Covid-19 tidak lengah dalam posisi stagnan itu karena itu tanda-tanda yang tidak baik.
"Ini tidak bagus. Seharusnya turun. Banyak wilayah kalau kondisinya stagnan itu bisa tinggi lagi nanti," tutur dia.
Windhu menyarankan agar Surabaya melakukan audit medis kematian dan Investigasi penyebab tingginya kematian Covid-19.
- Inilah Hasil Drawing Barati Cup International East Java 2025
- Soal Lagu Bayar Bayar Bayar, GPA Ungkit Peran Polisi Saat Banjir & Penanganan Covid-19
- Ada Seleksi PPPK 2024, Bukan Berarti Jumlah Guru Bertambah
- JCI East Java Dorong Pengusaha Muda Aktif Mengembangkan Diri
- Cegah Kasus Kesehatan Mental Lewat Platform Heroremaja Besutan Yayasan Plato
- Tingkatkan Edukasi Kesuburan, Komunitas Menuju Dua Garis Gelar Fertility Bootcamp