Angka Kesembuhan Pasien COVID-19 di Riau Luar Biasa, Gubernur Beber Strateginya
"Memang awalnya ada banyak rumah sakit yang mengelak untuk dijadikan rumah sakit rujukan dengan alasan keterbatasan fasilitas ataupun kapasitas," kata Syamsuar.
Pada awal-awal mewabahnya COVID-19 di Riau yakni pada bulan Maret, terdapat sekitar 76 ribu orang dalam pengawasan (ODP) yang baru bepergian dari luar negeri, Jakarta atau daerah lainnya.
Oleh pemerintah setempat, para ODP tersebut diwajibkan menjalani pemeriksaan dini.
Kalaupun ada yang sudah menjadi pasien dalam pengawasan (PDP) maka mereka wajib dirawat di rumah sakit.
"Sehat tidak sehat wajib di-RS-kan," kata Syamsuar.
Dari PDP COVID-19 tersebut kemudian petugas medis melakukan penelusuran (tracing) sehingga didapat data orang yang akan mendapatkan penanganan medis dan memutus penyebaran COVID-19.
Syamsuar mengakui pada awalnya ada warga yang menolak untuk didata atau ditangani medis karena dicurigai mengidap COVID-19 karena mereka merasa tidak ada gejala.
"Olehnya, kita libatkan TNI/Polri untuk mengatasinya," katanya.
Gubernur Riau Syamsuar menjelaskan strateginya menghadapi pandemi COVID-19 yang berhasil menekan angka kematian akibat virus corona jenis baru itu.
- Polda Riau Mengerahkan 1.395 Personel untuk Pengamanan Pilkada 2024
- Eks Bupati Kuansing Sukarmis Divonis 12 Tahun Penjara
- Polisi Tangkap 15 Pelaku Bentrokan di Pekanbaru, Langsung Ditetapkan Tersangka
- H-10 Pilkada Riau, Elektabilitas Abdul Wahid-SF Hariyanto Masih Tertinggi
- Jadi Muncikari di Rohul, 3 Orang Perempuan Ditangkap Polisi
- Polisi Gagalkan Penyelundupan 21 Kg Sabu-Sabu & 29 Ribu Butir Ekstasi di Bengkalis