Angka Kesembuhan Pasien COVID-19 di Riau Luar Biasa, Gubernur Beber Strateginya
"Memang awalnya ada banyak rumah sakit yang mengelak untuk dijadikan rumah sakit rujukan dengan alasan keterbatasan fasilitas ataupun kapasitas," kata Syamsuar.
Pada awal-awal mewabahnya COVID-19 di Riau yakni pada bulan Maret, terdapat sekitar 76 ribu orang dalam pengawasan (ODP) yang baru bepergian dari luar negeri, Jakarta atau daerah lainnya.
Oleh pemerintah setempat, para ODP tersebut diwajibkan menjalani pemeriksaan dini.
Kalaupun ada yang sudah menjadi pasien dalam pengawasan (PDP) maka mereka wajib dirawat di rumah sakit.
"Sehat tidak sehat wajib di-RS-kan," kata Syamsuar.
Dari PDP COVID-19 tersebut kemudian petugas medis melakukan penelusuran (tracing) sehingga didapat data orang yang akan mendapatkan penanganan medis dan memutus penyebaran COVID-19.
Syamsuar mengakui pada awalnya ada warga yang menolak untuk didata atau ditangani medis karena dicurigai mengidap COVID-19 karena mereka merasa tidak ada gejala.
"Olehnya, kita libatkan TNI/Polri untuk mengatasinya," katanya.
Gubernur Riau Syamsuar menjelaskan strateginya menghadapi pandemi COVID-19 yang berhasil menekan angka kematian akibat virus corona jenis baru itu.
- Polda Riau-TNI Luncurkan Program Ketahanan Pangan, Masyarakat Dapat Manfaat
- Polda Riau Gerebek Rumah Bos Narkoba di Kampung Dalam Dumai Seusai Tangkap Pecatan Polisi
- Berantas Judi Online Ditreskrimsus Polda Riau Tangkap 16 Tersangka
- Masyarakat Pekanbaru Akui Jasa SF Hariyanto yang Membangun Infrastruktur Jalan
- Kasus Korupsi Proyek APD Covid-19, KPK Jebloskan Pengusaha Ini ke Sel Tahanan
- Hakim Tolak Gugatan Praperadilan Ninja Sawit di Langgam