Angka Melek Keuangan Hanya Naik Tipis
Muliaman menyatakan, OJK tahun ini menginisiasi program pendampingan inklusi keuangan untuk meningkatkan kapasitas pengelolaan keuangan dan manajemen usaha.
Program itu akan melibatkan masyarakat luas, termasuk kalangan perguruan tinggi di daerah.
Program-program tersebut juga bakal menggandeng tim percepatan akses keuangan daerah (TPAKD).
Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Kusumaningtuti S. Seotiono mengungkapkan, survei dilakukan tidak hanya menyangkut literasi dan inklusi pada industri perbankan dan nonbank.
Survei juga kepada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.
”Dengan adanya BPJS, literasi masyarakat tentang berasuransi jadi lebih cepat meningkat. Tapi, dari semua industri keuangan yang ada, yang tercepat peningkatannya itu pasar modal,” ungkapnya.
Perempuan yang akrab disapa Titu itu menyebutkan, OJK sempat menambahkan pertanyaan dalam survei yang juga dipertanyakan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) dan Bank Dunia mengenai survei serupa.
Hal itu dilakukan agar OJK bisa melihat seberapa baik tingkat literasi dan inklusi keuangan Indonesia jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga.
Penggunaan produk jasa keuangan di masyarakat menunjukkan perkembangan positif.
- Mandiri Institute Insight Memperkuat Ekosistem Keuangan Berkelanjutan di Indonesia
- Tanggapi Harga Saham BUMN Turun, Pakar Keuangan: Murni Faktor Pasar, Bukan karena BPI Danantara
- Ditjen Bina Keuangan Daerah dan KPK Gelar Rapat Koordinadi untuk Membahas Draf MCP Tahun 2025-2026
- Pemerintah Meluncurkan Satgas Jejaring Advokasi Inklusi Keuangan Digital Perempuan
- Bank Mandiri Catat Penyaluran Kredit Rp 1.590 Triliun di Kuartal III 2024
- Perkuat Neraca Keuangan, ABMM Refinancing Fasilitas Kredit Senilai USD 395 Juta