Angka Rabies di Bali Masih Tertinggi di Indonesia Meski Vaksinasi Sudah Dilakukan
Pemerintah Provinsi Bali membentuk Tim Siaga Rabies (TISIRA) untuk membantu menekan angka rabies di Bali.
TISIRA melakukannya dengan mengobati luka gigitan, memberikan vaksin anti-rabies kepada warga, dan sosialisasi kepada masyarakat.
Tapi dr Sri merasa ini saja tidak cukup.
"Sebenarnya rabies ini adalah penyakit masyarakat, community-based disease. Jadi harusnya masyarakat yang aktif," katanya.
Namun sayangnya, masih ada kelompok masyarakat dan pemangku kepentingan yang belum memahami bahaya rabies, seperti dikatakan Made Rentin, Sekretaris Tim Koordinasi Daerah Pencegahan dan Pengendalian Zoonosis Penyakit Infeksi Baru, seperti dikutip oleh Antara.
Ia juga mengatakan pengendalian rabies "semakin berat" karena alasan biaya.
"Tantangan pengendalian rabies pada tahun-tahun mendatang akan semakin berat karena ketersediaan vaksin dan biaya operasional pengendalian di hulu makin besar," ujarnya.
Hal yang sama juga dikemukakan oleh Janice Girardi, pendiri organisasi Bali Animal Welfare Association (BAWA).
Rabies masih menjadi tantangan di Bali karena masih kurangnya pemahaman warga soal apa yang harus dilakukan pada anjing yang sakit serta bahaya rabies
- inDrive Luncurkan Jaket dan Helm Terbarunya, Lihat
- Bandar Arisan Bodong Itu Mbak ND, Puluhan Orang Tertipu
- Dunia Hari Ini: Lebanon Mengatakan AS Jadi Kunci dalam Perang dengan Israel
- Dunia Hari Ini: Serangan Udara Israel Menewaskan Hampir 500 Jiwa
- Dunia Hari Ini: Sri Lanka Punya Presiden Baru
- Dugaan Jual Beli Bayi oleh Pemilik Yayasan Anak di Bali Diusut Polisi, Modusnya