Angka Rabies di Bali Masih Tertinggi di Indonesia Meski Vaksinasi Sudah Dilakukan

Pemerintah Provinsi Bali membentuk Tim Siaga Rabies (TISIRA) untuk membantu menekan angka rabies di Bali.
TISIRA melakukannya dengan mengobati luka gigitan, memberikan vaksin anti-rabies kepada warga, dan sosialisasi kepada masyarakat.
Tapi dr Sri merasa ini saja tidak cukup.
"Sebenarnya rabies ini adalah penyakit masyarakat, community-based disease. Jadi harusnya masyarakat yang aktif," katanya.
Namun sayangnya, masih ada kelompok masyarakat dan pemangku kepentingan yang belum memahami bahaya rabies, seperti dikatakan Made Rentin, Sekretaris Tim Koordinasi Daerah Pencegahan dan Pengendalian Zoonosis Penyakit Infeksi Baru, seperti dikutip oleh Antara.
Ia juga mengatakan pengendalian rabies "semakin berat" karena alasan biaya.
"Tantangan pengendalian rabies pada tahun-tahun mendatang akan semakin berat karena ketersediaan vaksin dan biaya operasional pengendalian di hulu makin besar," ujarnya.
Hal yang sama juga dikemukakan oleh Janice Girardi, pendiri organisasi Bali Animal Welfare Association (BAWA).
Rabies masih menjadi tantangan di Bali karena masih kurangnya pemahaman warga soal apa yang harus dilakukan pada anjing yang sakit serta bahaya rabies
- Dunia Hari Ini: Mobil Tesla Jadi Target Pengerusakan di Mana-Mana
- Kabar Australia: Pihak Oposisi Ingin Mengurangi Jumlah Migrasi
- Dunia Hari Ini: Unjuk Rasa di Turki Berlanjut, Jurnalis BBC Dideportasi
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan di Korea Selatan, 24 Nyawa Melayang
- 'Jangan Takut': Konsolidasi Masyarakat Sipil Setelah Teror pada Tempo
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Krisis Telur, Sampai Terpaksa Impor