Angka Rabies di Bali Masih Tertinggi di Indonesia Meski Vaksinasi Sudah Dilakukan
Pemerintah Provinsi Bali membentuk Tim Siaga Rabies (TISIRA) untuk membantu menekan angka rabies di Bali.
TISIRA melakukannya dengan mengobati luka gigitan, memberikan vaksin anti-rabies kepada warga, dan sosialisasi kepada masyarakat.
Tapi dr Sri merasa ini saja tidak cukup.
"Sebenarnya rabies ini adalah penyakit masyarakat, community-based disease. Jadi harusnya masyarakat yang aktif," katanya.
Namun sayangnya, masih ada kelompok masyarakat dan pemangku kepentingan yang belum memahami bahaya rabies, seperti dikatakan Made Rentin, Sekretaris Tim Koordinasi Daerah Pencegahan dan Pengendalian Zoonosis Penyakit Infeksi Baru, seperti dikutip oleh Antara.
Ia juga mengatakan pengendalian rabies "semakin berat" karena alasan biaya.
"Tantangan pengendalian rabies pada tahun-tahun mendatang akan semakin berat karena ketersediaan vaksin dan biaya operasional pengendalian di hulu makin besar," ujarnya.
Hal yang sama juga dikemukakan oleh Janice Girardi, pendiri organisasi Bali Animal Welfare Association (BAWA).
Rabies masih menjadi tantangan di Bali karena masih kurangnya pemahaman warga soal apa yang harus dilakukan pada anjing yang sakit serta bahaya rabies
- Dunia Hari Ini: Donald Trump Menjadi 'Person of the Year' Majalah Time
- Kabar Australia: Pekerja Qantas Mogok Kerja Seharian, Minta Naik Gaji
- The Apurva Kempinski Bali Rayakan Inklusivitas Melalui Gallery of Art: Arts Beyond Boundaries
- Dunia Hari Ini: Australia Ikut Mendukung Gencatan Senjata di Gaza
- Kabar Australia: Lebih Banyak Pria Gen-Z Australia yang Mengaku Religius Ketimbang Perempuan
- Dunia Hari Ini: Mobil Dibakar Dalam Serangan Antisemitisme di Australia