Angka Rabies di Bali Masih Tertinggi di Indonesia Meski Vaksinasi Sudah Dilakukan

"Katakanlah seseorang memiliki upah minimum … memiliki anjing kesayangan yang melindungi keluarga atau rumah, [tapi] mereka tidak pernah dikebiri, tidak ada klinik dokter hewan yang melakukannya," katanya.
"Kalau pun ada, tidak mampu membayarnya."
Masih ada yang buang anjing
Menurut Janice, masih banyak warga yang kurang paham soal apa yang harus dilakukan pada anjing yang sakit.
Akibatnya, ketika anjing mereka berkembang biak dan ada yang sakit sakit, mereka langsung membuangnya karena dikhawatirkan memiliki rabies.
Ia mengatakan inilah penyebab jumlah anjing liar yang belum divaksinasi masih tinggi dan masih besarnya risiko rabies di Bali.
"Jadi mereka membuang anjing mereka yang sakit dibawa pakai motor ... dibuang di pasar, pantai, kuil," katanya.
"Orang-orang harus diberitahu kalau rabies itu 100 persen bisa dicegah."
Australia adalah salah satu negara yang bebas rabies, sehingga mereka ikut berupaya menekan angka rabies dengan membantu vaksinasi di negara-negara tetangga, seperti Indonesia.
Rabies masih menjadi tantangan di Bali karena masih kurangnya pemahaman warga soal apa yang harus dilakukan pada anjing yang sakit serta bahaya rabies
- Dunia Hari Ini: Mobil Tesla Jadi Target Pengerusakan di Mana-Mana
- Kabar Australia: Pihak Oposisi Ingin Mengurangi Jumlah Migrasi
- Dunia Hari Ini: Unjuk Rasa di Turki Berlanjut, Jurnalis BBC Dideportasi
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan di Korea Selatan, 24 Nyawa Melayang
- 'Jangan Takut': Konsolidasi Masyarakat Sipil Setelah Teror pada Tempo
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Krisis Telur, Sampai Terpaksa Impor