Angkat Pamor Signifikan
Selasa, 14 April 2009 – 09:56 WIB
Prabowo, lanjut Qadari, akan bersikap realitistis setelah melihat hasil pemilihan legislatif. Dengan perolehan tak mencapai target, Prabowo akan menerima posisi wakil presiden. "Dia harus realistis dengan mau menjadi wakil," ujarnya.
Baca Juga:
Bagaimana peran Wiranto? Menurut Qadari, posisinya tidak mungkin diberi jatah menteri. "Kalau dari Hanura mungkin saja dijatah, tapi bukan Pak Wiranto. Dia akan diposisikan lebih tinggi, misalnya menjadi ketua dewan penasihat presiden," katanya.
Namun, bisa saja keduanya justru bergabung bersama menantang SBY. "Soal syarat dukungan partai, itu bisa dicari. Ini lebih pada ego sebagai mantan jenderal terhadap rivalnya," imbuh Qadari.
Ketua Umum Gerindra Suhardi juga mengungkapkan kemungkinan koalisi baru. Misalnya, memasangkan Prabowo sebagai presiden dan Puan Maharani sebagai wakilnya. "Opsi itu masih terbuka," ujarnya. Lantas, di mana posisi Mega? Menurut Suhardi, Megawati bisa saja berperan sebagai ibu bangsa. "Jadi, semacam tokoh yang dituakan dan didengar pendapatnya. Ya, seperti Lee Kuan Yew di Singapura itu," katanya.
PERTEMUAN Prabowo-Wiranto Senin (13/4) dianggap momentum tepat untuk mengangkat pamor keduanya. Para pengamat politik menilai, jika keduanya bisa
BERITA TERKAIT
- Eddy Soeparno: Retreat Kepala Daerah, Ajang Menyamakan Persepsi Kejar Target 8 Persen
- Legislator PKB Duga Pagar Laut Modus Menguasai Lahan, Minta Menteri ATR Tanggung Jawab
- Soal Rencana Pembatasan Usia Medsos, Dave Komisi I: Keberpihakan Melindungi Generasi Muda
- Rahmat Saleh PKS Minta Mendagri Lantik Kepala Daerah Tak Bersengketa Sesuai Jadwal
- Reaksi Ahmad Luthfi soal Andika-Hendi Cabut Gugatan Pilgub Jateng di MK
- Rokhmin DPR Menduga Pemasangan Pagar Laut di Banten Didalangi Oligarki