Ani Ema Susanti, dari TKW Jadi Produser Film Dokumenter
Berkat Pengalaman Jadi Pembantu di Hongkong
Jumat, 01 Juni 2012 – 00:01 WIB

Ani Ema Susanti (dua dari kanan) bersama sineas Nia Dinata (dua dari kanan) usai menghadiri festival film Berlinale 2009 di Jerman. Foto : Dokumen Pribadi for Jawa Pos
"Kalau ibu kerja dari pagi sampai siang hanya dapat Rp 2.000. Waktu puasa ibu sampai nyuruh saya ikut jualan beras agar bisa membeli ikan asin untuk buka," jelasnya.
Kendati demikian, keinginan Ani untuk meneruskan kuliah didukung penuh orang tuanya. Mereka berjanji akan berusaha membiayai kuliah Ani. Namun, usaha dan kerja keras Ani, tampaknya, belum membuahkan hasil. Dia gagal menembus ujian masuk perguruan tinggi negeri. Anak pertama di antara dua bersaudara itu juga tidak lolos seleksi masuk di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN).
Karena tidak mungkin melanjutkan kuliah di perguruan tinggi swasta (PTS), Ani akhirnya memutuskan untuk bekerja. Dia berharap bisa mengumpulkan uang untuk kuliah. Namun, Ani hanya mampu mendapatkan pekerjaan dengan gaji tidak seberapa.
Dia pernah bekerja di pabrik snack bagian pengemasan. Baru beberapa bulan bekerja, dia keluar karena pabriknya didemo. Hal tersebut kembali berulang saat dia bekerja di pabrik kayu.
Pengalaman menjadi TKW di Hongkong mengantarkan Ani Ema Susanti sukses di bidang film dokumenter. Berbagai penghargaan nasional dan internasional
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu