Ani Ema Susanti, dari TKW Jadi Produser Film Dokumenter
Berkat Pengalaman Jadi Pembantu di Hongkong
Jumat, 01 Juni 2012 – 00:01 WIB

Ani Ema Susanti (dua dari kanan) bersama sineas Nia Dinata (dua dari kanan) usai menghadiri festival film Berlinale 2009 di Jerman. Foto : Dokumen Pribadi for Jawa Pos
Awalnya dia sulit berkomunikasi dengan majikan karena bahasa yang digunakan Cantonese. Namun, lama-kelamaan dia mulai terbiasa. Bahkan, Ani merasa beruntung karena bisa bekerja pada keluarga tersebut.
Mereka memberikan hak libur sehari dalam sepekan. Ani juga leluasa menjalankan ibadah salat lima waktu. "Saya juga diperbolehkan mengakses internet paling tidak sejam setiap hari," ungkapnya.
Tidak hanya itu, dari keluarga tersebut, Ani belajar banyak tentang pentingnya pendidikan. Kebetulan Mr Leung Yeuk Chung dan istrinya bekerja di Chinese University. Anak pertama mereka kuliah di Inggris. Mereka sangat mengutamakan pendidikan akademik dan pembentukan karakter.
"Dari mereka saya belajar betapa pentingnya pendidikan. Mereka juga selalu membiasakan sarapan dan makan malam bersama-sama satu meja," kenang Ani.
Pengalaman menjadi TKW di Hongkong mengantarkan Ani Ema Susanti sukses di bidang film dokumenter. Berbagai penghargaan nasional dan internasional
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu