Ani Ema Susanti, dari TKW Jadi Produser Film Dokumenter
Berkat Pengalaman Jadi Pembantu di Hongkong
Jumat, 01 Juni 2012 – 00:01 WIB

Ani Ema Susanti (dua dari kanan) bersama sineas Nia Dinata (dua dari kanan) usai menghadiri festival film Berlinale 2009 di Jerman. Foto : Dokumen Pribadi for Jawa Pos
Dalam film tersebut, Ani memilih berada di balik layar. Dia mendokumentasikan kehidupan rekannya sesama TKW di Hongkong. Tidak disangka, proposal film Ani terpilih. Dia dan Yunni, rekannya, lalu diundang ke Jakarta untuk memfilmkan naskah tersebut. Film yang diberi judul Helper Hongkong Ngampus itu akhirnya berhasil masuk lima besar Eagle Awards 2007.
Selain di Metro TV, film karya perdana Ani bersama temannya tersebut diputar di berbagai event yang berkaitan dengan pemberdayaan perempuan. Nama Ani Ema Susanti makin dikenal luas.
Itu berdampak pada novel Once Upon Time In Hongkong yang awalnya selalu ditolak penerbit. Akhirnya ada yang tertarik menerbitkan. "Mungkin mereka mikirnya lebih mudah promosinya kalau orangnya sudah dikenal," ujarnya.
Setahun kemudian Ani berhasil menyelesaikan kuliah. Namun, dia tidak mencari pekerjaan sesuai dengan bidangnya. Dia justru ketagihan untuk membuat film lagi. Tidak disangka, dia diundang ke Jakarta guna mengikuti workshop film yang dikelola Ford Foundation. Di bawah bimbingan sineas tenar Nia Dinata, Ani membuat film berjudul Mengusahakan Cinta yang kembali bercerita tentang TKW di Hongkong. Kali ini Ani harus kembali ke Hongkong, namun bukan sebagai TKW, melainkan sineas.
Pengalaman menjadi TKW di Hongkong mengantarkan Ani Ema Susanti sukses di bidang film dokumenter. Berbagai penghargaan nasional dan internasional
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu