Ani Yudhoyono Dianggap Layak Maju Pilpres Dampingi Prabowo

jpnn.com, JAKARTA - Nama Agus Harimurti Yudhoyono, putra dari SBY, mulai muncul di bursa pencapresan. AHY disebut punya peluang menjadi cawapres mendampingi Prabowo pada Pilpres 2019 mendatang.
Pakar komunikasi politik Emrus Sihombing menilai, sosok Agus yang kalah pada pilkada Gubernur DKI lalu dinilai akan sulit meraih dukungan di tingkat nasional.
”Agus itu memang dikenal publik. Namun dia tidak memiliki elektabilitas maupun acceptabilitas, terbukti di DKI saja tumbang di awal, apalagi untuk Pilpres,” ucap Emrus kepada INDOPOS (Jawa Pos Group) di Jakarta, Minggu (30/7).
Tak hanya itu, sosok Agus yang juga berasal dari kalangan militer akan sulit untuk diterima oleh masyarakat Indonesia jika disandingkan dengan Prabowo.
”Kalau dengan Prabowo, maka akan terjadi pasangan militer. Dan ini sulit diterima oleh masyarakat Indonesia yang lebih mengenal adanya perpaduan antara militer dan sipil,” imbuhnya.
Atas dasar itu, jika ingin memperoleh suara signifikan, kata Emrus, maka Demokrat harus memunculkan sosok lain. Ia memprediksi sosok yang paling mungkin diterima publik dan minim resistensi adalah nama Ani Yudhoyono.
”Ibu Ani itu pernah mendampingi SBY selama dua periode. Tentunya dia paham betul seluk beluk operasional pemerintahan. Selain itu, dia masuk kategori sipil dan pastinya juga akan meraih dukungan suara dari pemilih perempuan,” ujarnya.
Lalu bagaimana dengan PAN dan PKS? dirinya menjawab bahwa kedua partai tersebut dimungkinkan akan bergabung.
Nama Agus Harimurti Yudhoyono, putra dari SBY, mulai muncul di bursa pencapresan. AHY disebut punya peluang menjadi cawapres mendampingi Prabowo
- Utus Jokowi ke Pemakaman Paus, Prabowo Titipkan Pesan Khusus
- Bulog Siap Dukung Koperasi Merah Putih untuk Memperkuat Ketahanan Pangan
- Prabowo Berikan Bantuan Rp101 Miliar ke Negara Ini
- Prabowo Puji Keberhasilan Herman Deru Meningkatkan Produksi Pangan Sumsel
- Prabowo Sebut Petani Harus Bisa Punya Rumah dan Mobil
- Herman Deru Dampingi Presiden Tanam Padi Serentak di 14 Provinsi Se-Indonesia