Anies Baswedan: Data dan Ilmuwan Harus Jadi Kompas Kebijakan
"Pada saat pandemi, kita berhadapan dengan tabir ketidaktahuan yang mendadak. Kita ketemu dengan veil of ignorance [tabir ketidaktahuan]. Maka paling gampang dan paling benar merujuk kata ilmuwan."
Anies merasakan di Jakarta saat pengambilan kebijakan dengan merujuk kepada para ilmuwan. "Dan ketemu dengan pemegang kekuasaan lebih tinggi yang tidak menggunakan rekomendasi yang digunakan oleh ilmuwan."
Saat itu, Anies menjadi Gubernur DKI Jakarta. Sementara pemegang kekuasaan yang lebih tinggi dari gubernur adalah pemerintah pusat atau kabinet yaitu presiden dan para menteri atau para lembaga tinggi negara lainnya.
"Maka, kami melihat ke depan hormati teori, hormati pengetahuan dan tidak boleh lagi pemimpin mengatakan 'ah itu teori yang penting pekerjaannya selesai'.
Pernyataan Anies ini diperkuat oleh Irma Hidayana, Founder Lapor Covid dan Konsultan Kesehatan Publik, yang ikut terlibat dalam mendampingi Pemprov DKI Jakarta saat menangani pandemi Covid-19.
Irma menuturkan, Anies sebagai gubernur mendengarkan hasil riset, kemudian menindaklanjutinya dengan serius. Tidak hanya itu, menurutnya, selama proses riset, Anies sebagai pemimpin turut menggerakkan jajaran di bawahnya agar riset dan studi tentang Covid berjalan dengan baik.
Menurutnya, keberhasilan Pemprov DKI dalam menangani pandemi Covid-19 merupakan bukti pentingnya sosok pemimpin yang mampu menggerakkan sekaligus mendengarkan. (jpnn)
Hal itu telah dipraktikkan Anies Baswedan ketika menjadi orang nomor 1 dan memimpin Jakarta selama 5 tahun (2017-2022)
Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : JPNN.com
- Sampit Bantul
- Kedekatan Anies-Ahok Simbol Perlawanan ke Pemerintah hingga Sinyal Oposisi
- Yakin Pram-Rano Menang Satu Putaran, Anies Baswedan: Lihat Data KPU
- Pramono Sebut Nama Anies Hingga Ahok Setelah Unggul di Quick Count
- Anggap Maruarar Sirait Main SARA di Jakarta, Chandra: Belum Move On dari Rezim Jokowi
- Hasto Bakal Kirim Buku Pak Sabam Biar Ara Sirait Melakukan Perenungan