Anies Baswedan Difitnah Lagi, Kali Ini Temanya Toa di Monas
![Anies Baswedan Difitnah Lagi, Kali Ini Temanya Toa di Monas](https://cloud.jpnn.com/photo/arsip/watermark/2018/02/17/foto-hoaks.jpg)
jpnn.com, JAKARTA - Pernyataan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tentang peruntukan Monumen Nasional (Monas) digoreng jadi hoaks bernada menghasut.
Blog portal-pribumi membuat tulisan dengan judul, ”Ubah Pergub, Anies Ubah Monas Jadi Tempat Pengajian, Toa Akan Dipasang Lebih Besar Gantikan Tugu”.
Blog portal-pribumi.com memang termasuk situs yang doyan mengunggah tulisan hoaks. Modalnya hanya mencuri artikel dari media mainstream, kemudian mengganti judulnya dengan kalimat provokatif.
Berdasar penelusuran yang dilakukan Jawa Pos, tulisan itu hasil nyolong berita dari portal cnnindonesia.com.
Di CNN Indonesia, berita itu berjudul, ”Ubah Pergub, Anies Akan Buka Monas untuk Kegiatan Keagamaan”.
Khas blog clickbait, dalam tulisan portal-pribumi tak ada penjelasan Anies bahwa dia akan mengubah Monas menjadi tempat pengajian. Apalagi memasang toa besar. Seisi tulisan blog itu plek dengan berita CNN Indonesia.
Seisi blog tersebut juga dipenuhi gambar-gambar animasi porno berformat gif. Jika itu diklik, langsung mengarah ke iklan online yang dipasang lewat adnow dan payclick. Lucunya, blog itu mengklaim sebagai media tepercaya dan ter-update.
Mereka juga menggunakan alamat kantor Jalan Sultan Agung No 18 Jakarta Selatan. Berdasar pengecekan Jawa Pos, rumah itu tampak sepi dari depan. Bahkan cenderung seperti rumah kosong.
Anies Baswedan diserang lagi dengan hoaks yang bernada menghasut, menyebut toa besar akan dipasang menggantikan tugu monas.
- Tahun ke-12, Nara Kreatif Meluluskan 778 Siswa, Anies Baswedan Beri Pesan Khusus
- Minta Pengusutan Hoaks Tendensius ke Kapolri, PP GPA: Jika Dibiarkan Memicu Konflik
- Hanya Demi Popularitas, Konten Kreator Asal Malaysia Buat Informasi Palsu
- Pemprov DKI Jakarta Bakal Lakukan Modifikasi Cuaca Jika Hujan Terus Mengguyur
- Hujan Guyur Jakarta, Banjir Merendam Kawasan Monas
- Viral AMDK Keruh Dinilai 'Berbau' Persaingan Bisnis Tak Sehat