Anies dan Reshuffle Rabu Pon
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Apalagi Habibie “gak jowo” bukan orang Jawa, sehingga sulit mendapatkan wangsit wahyu kedaton.
Menurut jangka Jayabaya, penguasa Indonesia dikiaskan dalam sebutan “Notonagoro”.
Secara harfiah berarti menata negara, tetapi oleh para yang mempercaya klenik ditafsirkan sebagai akronim dari nama-nama presiden Indonesia.
“No” untuk Sukarno, “To” untuk Suharto, dan seterusnya.
Makanya ketika Gus Dur, Abdurrahman Wahid, jadi presiden para yang mempercaya klenik jadi bingung karena nama Abdurrahman tidak masuk dalam skema Notonagoro.
Gus Dur sendiri dikenal sebagai penghayat budaya Jawa yang canggih.
Kata Gus Dur, nama Abdurrahman tetap masuk dalam skema akronim Jayabaya, bukan dalam skema Notonagoro, tetapi “Noto Manconagoro”.
Karena itu, setelah Noto (Sukarno dan Suharto) urutan selanjutnya adalah “Man” dan “Co”. Man, adalah Abdurrahman alias Gus Dur.
Spekulasi mengenai reshuffle kabinet makin kencang setelah Jokowi bertemu dengan Surya Paloh.
- Pakar Politik Menyamakan Jokowi dengan Pembunuh Berdarah Dingin, Ini Sebabnya
- Jokowi Aktif Mendukung Paslon Tertentu, Al Araf: Secara Etika Itu Memalukan
- Al Araf Nilai Jokowi Memalukan Turun Kampanye di Pilkada 2024
- Anggap Maruarar Sirait Main SARA di Jakarta, Chandra: Belum Move On dari Rezim Jokowi
- Pengamat Heran PDIP Protes Mega Ada di Stiker 'Mau Dipimpin Siapa?'
- Hasto PDIP Nilai Prabowo Sosok Kesatria, Lalu Menyindir Jokowi