Anies-Ganjar Berpasangan, Keterbelahan Masyarakat tak Akan Terjadi
Analisis peluang politik tersebut didasarkan dinamika pemilihan umum sejak 2004 sampai 2019.
Menurut dia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terpilih pada 2004 karena pernah menjadi menteri.
"Sedangkan 2014, Joko Widodo (Jokowi) terpilih karena sukses dan berprestasi sebagai wali kota Solo dan sempat menjadi gubernur DKI Jakarta 2012," kata dia.
Peluang politik tersebut makin dikunci dengan tidak adanya incumbent di Pilpres 2024 nanti.
Menurut Zainul, saat tidak ada incumben maka hampir semua segmen pemilih akan melihat sepak terjang calon presiden, terutama prestasi-prestasi yang telah dicapai.
Oleh karena itu, kata Zainul, tidak heran beberapa waktu lalu beredar meme deklarasi calon presiden dan wakil presiden antara Jusuf Kalla dan Agus Harimurti Yudhoyono (JK-AHY), serta Moeldoko dan Puan Maharani (Moeldoko dan Puan).
"Meme tersebut saya kira hanya manuver saja, kecenderungan paket calon dalam pilpres 2024 yang memiliki peluang menang yaitu menteri dan kepala daerah, menteri dan menteri, kepala daerah dan menteri, atau kepala daerah dan kepala daerah," kata dia.
Zainul menilai modal politik hanya menjadi ketua partai tidak signifikan untuk memenangkan Pilpres 2024.
Pengamat memprediksi keterbelahan masyarakat tidak akan tajam apabila di Pilpres 2024 Anies maju berpasangan dengan Ganjar.
- Sampit Bantul
- Kedekatan Anies-Ahok Simbol Perlawanan ke Pemerintah hingga Sinyal Oposisi
- Prabowo Usul Pemilihan Kepala Daerah Kembali ke DPRD, Ganjar: Ojo Kesusu
- Ganjar Bilang Begini soal Kemenangan Pram-Doel di Jakarta
- Pram-Rano Menang di Pilkada Jakarta 2024, Ganjar Pranowo Bilang Begini
- Yakin Pram-Rano Menang Satu Putaran, Anies Baswedan: Lihat Data KPU