Anies Ingin Aplikasi Pemerintah Terintegrasi, tetapi Bukan Sentralisasi
jpnn.com, MATARAM - Capres RI nomor urut 1 Anies Baswedan bicara soal banyaknya perangkat lunak atau software aplikasi milik pemerintah yang dibuat dengan anggaran besar.
Hal itu disampaikan Anies menjawab sejumlah pertanyaan dari kaum muda dalam acara Desak Anies di Kota Mataram, NTB, Selasa (19/12).
“Di Jakarta ada aplikasi Jaki yang sangat bermanfaat. Cuma kemarin pas debat (calon presiden di KPU, red), saya sebut Jaki, dalam hitungan tak sampai satu jam, di-hack," ucap Anies.
Eks gubernur DKI Jakarta itu pun mengatakan bila ada aplikasi pemerintah yang kena hack, berarti aplikasinya bagus.
"Kalau enggak bagus didiamkan saja. Toh, semua orang bisa lihat,” lanjut Capres RI yang diusung Koalisi Perubahan itu.
Dia pun ingin ada suatu sistem informasi berbasis perangkat lunak aplikasi yang terintegrasi, sehingga orang tidak perlu membuka terlalu banyak aplikasi.
“Tetapi bukan sentralisasi, karena ada banyak urusan yang dikerjakan di pemerintah daerah," kata mantan Mendikbud RI itu.
Menurut Anies, banyak kewenangan yang sesungguhnya ada di pemerintah daerah, sehingga kalau disiapkan sebuah superapps, itu bukan berarti sentralisasi.
Capres RI Anies Baswedan menginginkan aplikasi pemerintah terintegrasi, tetapi bukan sentralisasi. Sebab, daerah juga punya kewenangan.
- Pemprov DKI Sinergikan Layanan Digital untuk Seluruh BUMD
- Pria Disabilitas Jadi Tersangka Pemerkosaan Mahasiswi, Ini Analisis Reza Indragiri
- Heboh Pria Disabilitas di NTB Jadi Tersangka Pemerkosaan Mahasiswi, Begini Kejadiannya
- 42 Persen Pemilih Golput di Pilgub Jakarta 2024, Terbanyak Memilih saat Anies vs Ahok
- Yakin Pram-Rano Menang Satu Putaran, Anies Baswedan: Lihat Data KPU
- Pramono Sebut Nama Anies Hingga Ahok Setelah Unggul di Quick Count