Animo Kursus Membatik Meningkat
Minggu, 18 Oktober 2009 – 16:27 WIB
Ia mengaku jika proses usaha sampingan didapatkannya setelah banyaknya permintaan dari sekolah-sekolah untuk memberikan pelajaran kepada siswa didiknya tentang praktik membatik. Setelah dinilai permintaan kian meningkat, Siswaya mulai berpikir mengembangkan pengajaran membatik, selain tetap mempertahankan aktivitas produksi batiknya. “Sekarang bahkan ada yang menjadikan kegiatan seperti ini masuk dalam aktivitas out bound,” ujar Siswaya yang mengaku belum bisa menaksir besaran keuntungan jika ia membuka aktivitas pembelajaran batik tersebut.
Baca Juga:
Kesempatan langka belajar, atau yang lebih tepat dikatakan mencoba, membatik ini diakui salah satu pengunjung, Deby, sebagai kegiatan positif. Bersama dua anaknya, Deby mencoba menggoreskan ujung canting ke atas kain, yang ternyata dinilainya lebih sulit dari yang dibayangkan. “Ternyata sulit. Jadi mengerti kenapa harga batik tulis jauh lebih mahal dari yang berasal dari sablonan,” ucapnya.
Deby mengakui sisi positif dari kegiatan ini selain mengajak anaknya belajar membatik juga menjadikan anak-anaknya mengenal khasanah warisan nenek moyang. “Sangat bagus. Kegiatan ini bisa dijadikan sarana bermain sambil belajar bagi anak-anak,” ucapnya. (obi/JPNN)
JAKARTA – Diakuinya batik sebagai salah satu warisan dunia oleh UNESCO awal bulan ini, ternyata memberikan dampak positif, khususnya perajin
Redaktur & Reporter : Soetomo
BERITA TERKAIT
- Kadin dan Pemerintah Indonesia Berpotensi Dapatkan Pendanaan untuk Transisi Energi & Rumah Murah dari Inggris
- OJK: Hadirnya PP 47/2024 Berdampak Positif Bagi Keberlangsungan UMKM ke Depan
- Mantap! Unilever Indonesia Raih Penghargaan di Ajang CSA Awards
- Bea Cukai Tindak Rokok Ilegal di Kendari, Selamatkan Potensi Kerugian Negara Ratusan Juta
- Prudential Indonesia Berdayakan Lebih dari 20 Juta Perempuan Cerdas Kelola Keuangan
- Bea Cukai Tinjau Langsung Proses Bisnis Perusahaan Ini