Anjing dan Kucing Dibakar Saat Masih Hidup di Pasar Tomohon
Pemkot setempat, menurut DMFI, sepakat untuk bekerja sama dengan para aktivis untuk memperhatikan kesejahteraan hewan, dengan target mengakhiri perdagangan daging kedua binatang ini dalam empat tahun.
Pada awal Agustus, Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner Deptan Syamsul Ma'arif menyatakan tekadnya untuk mengakhiri perdagangan yang disebutnya "penyiksaan binatang" tersebut.
Media lokal mengutip Syamsul yang menyatakan berdasarkan UU Pangan Tahun 2012, daging anjing dan kucing tidak masuk dalam kategori pangan karena bukan produk pertanian dan kehutanan.
"Karena janji itulah kami kembali ke Pasar Tomohon bulan lalu (pertengahan Agustus) dan menemukan ternyata keadaannya sama saja," ujar Lola Webber.
Penyebaran penyakit rabies
Perlakuan terhadap binatang yang difilmkan oleh DMFI juga memicu kekhawatiran mengenai kesehatan dan keselamatan masyarakat yang ditujukan untuk melindungi warga dari penyebaran penyakit rabies.
Menurut Lola, seusai membuat dokumentasi di pasar tersebut, semua kru yang terlibat terkena percikan darah dari binatang yang dibunuh.
Hal ini, katanya, menunjukkan betapa gampangnya pengunjung dan turis terinfeksi penyakit seperti rabies.
Photo: Rekaman video menunjukkan kucing yang dihantam kepalanya dengan balok kayu dan tubuhnya yang masih bergerak-gerak dibakar. (Foto kiriman: Dog Meat Free Indonesia)
- Dunia Hari Ini: Dua Negara Bagian di Australia Berlakukan Larangan Menyalakan Api
- Dunia Hari Ini: Harvey Moeis Divonis Enam Setengah Tahun Penjara
- Australia Membutuhkan Pekerja Lepasan yang Cukup Banyak Menjelang Akhir Tahun
- Sebuah Gelombang Besar yang Menerjang Asia
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan Masih Ancam negara Bagian Victoria di Australia
- Dunia Hari Ini: 51 Pria Dijatuhkan Hukuman Atas Kasus Pemerkosaan Prancis