Anjloknya IHSG Masih Dalam Jangkauan Mitigasi
Oleh: Dr. Ir. H. Adies Kadir, SH., M.Hum - Wakil Ketua DPR RI

Angka ini merupakan yang tertinggi kedua dalam beberapa dekade terakhir, setelah periode awal krisis pandemi Covid-19 pada Mei 2020 yang mencapai 431 poin.
Pada saat artikel ini ditulis, angka indeks ketidakpastian meningkat cukup signifikan ke level 429 poin per akhir Januari 2025.
Kenaikan indeks tersebut bisa dipahami bahwa pelaku pasar global menilai situasi ketidakpastian ekonomi saat ini relatif sebanding dengan tingkat keparahan seperti pada awal krisis pandemi.
Dalam situasi keetidakpastian yang tinggi, umumnya membuat pasar ataupun investor menjadi sangat sensitif terhadap rumor dan sentimen negatif, tidak terkecuali terjadi di pasar modal Indonesia.
Adanya data tingkat ketidakpastian global saat ini yang hampir sama dengan krisis pandemi juga memungkinkan kita untuk melakukan langkah-langkah mitigasi.
Pada saat krisis pandemi, total terjadi tujuh kali trading halt dalam kurun 9 Maret hingga 24 Maret 2020.
Pada trading halt yang terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat anjlok di titik terendah pada level 3.937 atau turun 37% secara year to date.
Kembali ke situasi saat ini, trading halt baru terjadi sekali pada Selasa kemarin dengan penurunan IHSG sebesar 6,02% he level 6.058.
Satu hal yang pasti, anjloknya IHSG belakangan ini masih dalam jangkauan mitigasi risiko yang dilakukan Pemerintah maupun DPR RI.
- PKB Bakal Usulkan DIY Jadi Daerah Laboratorium Bencana
- RUU TNI Disetujui DPR, Ini Isi Pasal 3, 7, 47, dan 53
- RUU TNI Disahkan Meski Banyak Protes, Idrus Golkar Singgung Sosialisasi
- Nurwayah Sesalkan Kecurangan di SPBU, Apresiasi Langkah Cepat Pertamina dan Aparat Hukum
- Demonstran Penolak RUU TNI di DPR Dibubarkan Paksa Aparat
- RUU TNI Disetujui DPR, Warga Medan Langsung Berbagi Takjil