Annegret Haake, Separoh Hidupnya untuk Promosikan Batik
Selasa, 26 Februari 2013 – 08:26 WIB
Karena kecintaannya pada budaya Indonesia itu, Annegret sampai fasih berbahasa Indonesia meski terkadang harus dicampur bahasa Inggris. "Bisa, tapi harus pelan-pelan," lanjutnya.
Annegret bukan kategori kolektor batik seperti pada umumnya. Dia tidak sekadar menyimpan batik sebagai koleksi, tapi juga getol mempromosikan batik di negaranya. Dia sudah berkeliling Jerman untuk memamerkan koleksi "langka"-nya itu. "Di Kronberg saya sudah pameran beberapa kali," ungkap Annegret.
Pengetahuan serta pemahaman Annegret tentang batik tidak perlu diragukan lagi. Dia sering menjadi pembicara di berbagai seminar batik, baik di negaranya maupun di Indonesia. Salah satunya, menjadi pembicara dalam World Batik Summit di Jakarta pada akhir September 2011. Bisa dibilang, pemahamannya tentang batik melebihi pemahaman orang Indonesia pada umumnya. Tak heran bila Annegret mendapat gelar sebagai pakar batik.
Perempuan asal Hamburg itu bisa menjabarkan dengan detail pengelompokan pola batik serta daerah asalnya. Dia hafal satu per satu koleksi batiknya. Dia juga mampu menjabarkan sejarah di balik keunikan setiap pola batik.
JAUH sebelum UNESCO mengakui batik sebagai World Cultural Heritage pada 2009, segelintir orang Jerman sudah menaruh perhatian besar terhadap warisan
BERITA TERKAIT
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara