Anomali Pasar Pangan saat Natal dan Jelang Tahun Baru 2018

Anomali Pasar Pangan saat Natal dan Jelang Tahun Baru 2018
Anomali pasar pangan di saat Natal dan jelang Tahun Baru 2018. Foto: Humas Kementan for JPNN.com

Hal yang sama terjadi pada harga telur. Indonesia Januari-November 2017 sudah ekspor telur total 374 ton (BPS), yang berarti sudah surplus pasokan, namun terjadi anomali pasar.

Harga telur ayam di Jakarta tanggal 24 Desember 2017 sebesar Rp 26.150 per kg, sementara harga di peternak berkisar Rp 20.000 – Rp 22.500 per kg.

Menurut Denny pemasok telur di Jakarta, membeli telur di peternak Lampung Rp 21.500-22.000 per kg dan ongkos angkut Rp 800-1.000 perkg.

Informasi harga telur di peternak di Blitar, Kediri dan sekitarnya Rp 20.500-22.000 perkg dan di Magelang Rp 21.500-22.000 perkg.

Menjadi Ironis, Indonesia sebagai negara net eksportir terbesar di dunia Januari hingga November 2017 ekspor 30,6 juta ton minyak sawit naik 20,4 persen dibanding periode sama tahun 2016, namun konsumen belum menikmati harga minyak goreng.

Produksi CPO Indonesia 2016 sebesar 33,2 juta ton setara 25,8 juta ton minyak goreng, surplus melebihi kebutuhan konsumsi hanya 4 juta ton, namun harga minyak goreng tinggi di eceran Rp 12.444 per kg.

Walaupun harga beras sudah tertolong dengan kebijakan HET, namun harga tetap tinggi di eceran di 9 provinsi sudah melampaui di atas HET di Pulau Jawa medium yaitu Rp 9.450 per kg dan premium Rp 12.800 per kg.

Sebentar lagi memasuki musim panen raya, biasanya gabah di petani akan jatuh, BULOG agar siap siap turun ke lapangan dan tidak membiarkan petani menderita rugi.

Anomali pasar pangan menunjukkan pasar tidak sehat, di mana harga di konsumen tinggi, sementara harga di tingkat petani rendah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News