Ansory PKS dan Dasco Gerindra Adu Mulut dalam Rapat Soal BPJS Kesehatan
Lantas Mahkamah Agung pada Januari 2020 membatalkan Perpres tersebut. “Begitu dibatalkan rakyat senang, bergembira,” tegasnya.
Namun, kata Ansory, di tengah kegembiraan rakyat, muncul lagi Perpres Nomor 64 Tahun 2020 tentang Perubahan Kedua atas Perpres Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan yang kembali menaikkan iuran BPJS Kesehatan.
Kenaikan ini juga dilakukan tidak lama setelah MA membatalkan Perpres 75. “Ini menandakan bahwa pemerintah tidak empati terhadap masyarakat kecil. Tuna empati di tengah kesusahan penderitaan,” kata dia.
Menurut Ansory, pemerintah juga tidak memberikan contoh yang baik dalam penegakan hukum.
“Baru saja kok MA memutuskan. Diputuskan (dibatalkan) itu karena melanggar dua undang-undang. Undang-Undang SJSN, Undang-Undang BPJS dilanggar itu. Asas keadilan sosial, asas kemanusiaan,” katanya.
Lantas Ansory pun memberikan saran dan masukan kepada pimpinan DPR untuk bersuara terkait persoalan ini.
“Ini juga saya bukan kesal. Saya sayang sebenarnya dengan Mbak Puan, dengan Pak Sufmi Dasco, dengan Bapak Aziz, Pak Muhaimin, dan semuanya, tetapi tidak ada yang komentar tentang fakir miskin ini,” katanya.
“Dalam Perpres 64 itu memang pekerja bukan penerima upah dan bukan pekerja, yang fakir miskin ini dari April sampai Desember memang tidak naik 2020 di Perpres itu, tetapi begitu 1 Januari 2021 dinaikkan. Ini tipu-tipu,” lanjut Ansory. Microphone yang digunakannya untuk interupsi pun mati.
Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad dan Wakil Ketua Komisi IX DPR Ansory Siregar dari PKS soal kenaikan iuran BPJS Kesehatan.
- KPK Incar Aset Anwar Sadad yang Dibeli Pakai Duit Kasus Korupsi Dana Hibah
- Luthfi Sudah Jadi Anak Buah Prabowo, Sudaryono Ajak Warga Menangkan di Pilgub Jateng
- Deklarasikan Era Baru Partai Gerindra di Sragen, Sudaryono: Bersiaplah Jadi Pemenang!
- JDF & Ketua MPR RI Sepakat Terus Mendukung Kemerdekaan Palestina
- Golkar DKI Siapkan Saksi TPS Mengawal Suara Ridwan Kamil-Suswono
- Anies Condong Kepada Pram-Doel, Militansi Kader PKS Untuk RIDO Dipertanyakan