Antara Karpet Merah untuk Sapi Kiriman Jokowi dan 'Sapi Politik' dari Dewi Perssik

Oleh Dhimam Abror Djuraid

Antara Karpet Merah untuk Sapi Kiriman Jokowi dan 'Sapi Politik' dari Dewi Perssik
Biduan dangdut Dewi Perssik. Foto: arsip JPNN.com

Dengan logat Madura yang kental dan sesekali memakai ungkapan Madura, Dewi Perssik mengatakan bahwa ketua RT di tempatnya tidak bersedia menerima bantuan sapi kurban. Alasannya ialah warga di RT tersebut tidak butuh bantuan.

Dewi Perssik menambahkan ketua RT itu meminta uang Rp 100 juta darinya. Dia berang dan menolak permintaan itu, bahkan sempat mengeluarkan ancaman bahwa jika sampai terjadi apa-apa dengan dirinya maupun rumahnya, ketua RT itulah yang harus bertanggung jawab.

Kedua pihak kemudian dipanggil untuk mediasi dan klarifikasi. Namun, yang terjadi bukan rekonsiliasi.

Video yang beredar memperlihatkan Dewi Perssik berteriak-teriak histeris dan walk out dari ruang mediasi di masjid setempat. Ternyata Dewi merasa kecewa karena dalam mediasi itu ia mengaku dibentak oleh si ketua RT.

Syahdan, ketua RT itu menyampaikan klarifikasi dan membeber kronologi kejadiannya. Menurut dia, Dewi Perssik akan berkurban di masjid setempat, tetapi kemudian akan menarik kembali sapinya.

Dewi Perssik mengaku hanya menitipkan sapi kurban yang ia beli di Brebes kepada seorang ustaz di lingkungan setempat.  Nantinya, sapi itu akan diambil lagi dan disembelih di tempat lain.

Setelah disembelih dan dipotong-potong, daging sapi itu akan dibagikan lagi kepada warga setempat. Dewi Perssik minta ketua RT untuk mengirim kembali sapi itu ke sebuah tempat dan memberinya ongkos.

Namun, si ketua RT menolak karena tidak punya keahlian untuk memindahkan sapi yang berbobot berat. Soal duit yang dianggap pungli, ketua RT itu mengatakan biaya tersebut dipakai untuk ongkos potong dan distribusi.

Warganet riuh dengan karpet merah untuk sapi hewan kurban dari Presiden Jokowi. Adapun sapi dari Dewi Perssik diduga bermuatan politik.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News