Antara Latte Factor Generasi Milenial dan Kepemilikan Properti
jpnn.com, JAKARTA - Generasi milenial tanpa sadar kerap terkena latte factor. Istilah itu mengacu pada pengeluaran kecil yang bisa dihilangkan, tetapi rutin dikeluarkan dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya, kongko di kedai kopi kekinian dan memesan makanan via aplikasi walaupun jaraknya tidak jauh.
Latte factor tidak hanya mengenai kopi, tetai juga berbagai pengeluaran lainnya yang tidak disadari.
Misalnya, membeli air mineral kemasan, belanja camilan, biaya transfer antarbank hingga biaya top-up uang elektronik.
Latte factor memang lebih banyak menjangkiti kaum milenial. Mereka adalah generasi yang sudah terbiasa dengan kecanggihan teknologi lalu diikuti makin mudahnya berbagai akses kebutuhan hidup melalui gadget.
Kondisi itu menjadikan mereka lebih gampang mengeluarkan uang hanya untuk eksistensi di media sosial, ikut-ikutan tren atau memuaskan nafsu belanja yang disesali kemudian.
Managing Partner Grant Thornton Indonesia Johanna Gani menjelaskan, latte factor bisa muncul dengan mudah hanya karena kebiasaan, tekanan sosial hingga kontrol diri yang lemah.
“Tanpa disadari latte factor menggerogoti penghasilan hingga sulit untuk menabung apalagi berinvestasi,” ujarnya, Selasa (29/10).
Generasi milenial tanpa sadar kerap terkena latte factor. Istilah itu mengacu pada pengeluaran kecil yang bisa dihilangkan, tetapi rutin dikeluarkan dalam kehidupan sehari-hari.
- Survei Pilgub Kaltim: Rudy Mas'ud-Seno Aji Unggul Signifikan dari Petahana Isran-Hadi
- Popularitasnya Meningkat, LippoLand Tawarkan Hunian Baru Bagi Milenial
- Mayoritas Gen Z & Milenial Jember Lebih Memilih Faida Sebagai Calon Bupati
- Sapphire Graha Beri Solusi Agar Generasi Milenial Bisa Beli Rumah
- Milenial Punya Kesadaran Finansial Tertinggi, Namun Belum Memiliki Perencanaan Jangka Panjang
- Menaker Ida Fauziyah Ajak Milenial dan Gen Z Jadi Bagian Ekosistem Ketenagakerjaan