Antara Latte Factor Generasi Milenial dan Kepemilikan Properti
Lalu adakah kaitan dengan rendahnya minat kaum milenial untuk membeli properti?
Sebagai bagian dari investasi jangka panjang, properti tampaknya belum tertanam dalam pola pikir maupun mindset generasi milenial.
Mereka tidak menyadari bahwa properti tidak hanya berfungsi sebagai instrumen investasi, tetapi juga kebutuhan pokok.
Dengan banyaknya latte factor hingga faktor lainnya seperti tren traveling dengan tujuan eksplorasi berbagai tempat selagi muda makin menjauhkan generasi milenial dari motif memiliki rumah.
Berdasarkan house price to annual income ratio atau harga rumah berbanding pendapatan per tahun, harga properti yang sebaiknya dibeli maksimal tiga kali dari penghasilan tahunan.
Melihat hal tersebut, Grant Thornton Indonesia menyarankan kepada generasi milenial untuk menemukan latte factor.
Setelah itu mencatat pengeluaran harian sejak mulai beraktivitas dan telusuri apa saja pengeluaran yang tidak penting.
Selanjutnya melakukan efisiensi dan mulai fokus pada kebutuhan pokok untuk membentuk kondisi finansial yang lebih stabil.
Generasi milenial tanpa sadar kerap terkena latte factor. Istilah itu mengacu pada pengeluaran kecil yang bisa dihilangkan, tetapi rutin dikeluarkan dalam kehidupan sehari-hari.
- Keren, 7 Brand Produk F&B Mahasiswa Universitas Ciputra Tampil di SIAL InterFood 2024
- Guntur Breathe Rilis EP 'Relate', Persembahan Untuk Milenial dan Gen Z
- Survei Pilgub Kaltim: Rudy Mas'ud-Seno Aji Unggul Signifikan dari Petahana Isran-Hadi
- Popularitasnya Meningkat, LippoLand Tawarkan Hunian Baru Bagi Milenial
- Mayoritas Gen Z & Milenial Jember Lebih Memilih Faida Sebagai Calon Bupati
- Sapphire Graha Beri Solusi Agar Generasi Milenial Bisa Beli Rumah